Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

UNSOED dan UHB Berikan Baglog dan Uji Coba Alat Kukus Jamur di Desa Winduaji

UNSOED dan UHB Berikan Baglog dan Uji Coba Alat Kukus Jamur di Desa Winduaji

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Program Kosabangsa (Kolaborasi Bersama Membangun Masyarakat) terus memberikan kontribusi nyata dalam upaya mengatasi stunting dan kemiskinan di Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
Dalam kegiatan terbaru, Tim Kosabangsa yang terdiri dari Tim Pelaksana dari Universitas Harapan Bangsa (UHB) yang diketuai oleh Noor Yunida Triana, S.Kep., Ns., M.Kep, bersama anggota tim yaitu Esti Saraswati, S.E., M.Si., Ak. dan Ikit Netra Wirakhmi, SST, S.Kep., Ns., M.Kes, serta lima mahasiswa UHB, dan didampingi oleh Tim Pendamping dari Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) (unsoed.ac.id) dengan ketua Prof. Dr. Nuniek Ina Ratnaningtyas, M.S dan anggota Prof. Dr. Sri Lestari, S.E., M.Si dan Dr. Erna Kusumawati, SKM, M.Si menyerahkan baglog jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
Baglog jamur tiram putih diberikan kepada 10 orang petani jamur tiram dan 15 orang yang berasal dari keluarga miskin ekstrem yang memiliki balita stunting yang telah dilatih untuk berusaha menjadi petani jamur tiram yang baru serta mengadakan uji coba alat kukus jamur.
Acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Desa Winduaji, H Abdurrahman, yang memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan program ini. “Program ini adalah bukti nyata dari perhatian yang diberikan kepada masyarakat Desa Winduaji. Kami sangat mengapresiasi upaya kolaborasi dari berbagai pihak yang telah berkomitmen membantu keluarga-keluarga yang rentan, terutama dalam aspek kesehatan dan ekonomi. Semoga kegiatan ini bisa berdampak positif secara berkelanjutan,” ujar H Abdurrahman. 
Baca juga : Wujudkan EcoSociopreneurship untuk Daya Saing Global, FEB UNSOED Gelar Monev PKKM
Penyerahan baglog jamur tiram putih kepada para petani menjadi momen yang sangat dinantikan. Baglog-baglog ini diharapkan dapat membantu keluarga stunting mengembangkan usaha budidaya jamur yang bernilai ekonomis. Ketua Kelompok Tani Agro Tani Mandiri, Dedi Riyadi, S.T., menyampaikan rasa terima kasihnya. 
“Kami sangat terbantu dengan penyerahan baglog ini. Dengan bimbingan dari tim program, kami bisa memulai budidaya jamur yang berpotensi meningkatkan penghasilan keluarga kami. Terlebih, kami juga bisa menyediakan sumber pangan bergizi bagi anak-anak kami,” ungkap Dedi dengan penuh harapan.
Selain itu, uji coba alat kukus jamur juga dilakukan untuk memperkenalkan teknologi pengolahan jamur yang efisien. Uji coba ini diikuti dengan antusias oleh para petani yang ingin mempelajari cara-cara baru untuk mengolah hasil panen mereka. Tim dari UNSOED, dipimpin oleh Prof. Dr. Nuniek Ina Ratnaningtyas, M.S., memandu sesi ini dengan penjelasan yang komprehensif. “Alat kukus ini akan membantu petani mengolah jamur dengan lebih cepat dan efektif, sehingga hasil produksi bisa lebih maksimal,” kata Prof. Nuniek.
Taufiqqur Rahman, SE, seorang pengusaha jamur tiram yang berpengalaman, turut memberikan materi tentang penggunaan baglog dan alat kukus jamur. Kemudian Prof. Dr. Sri Lestari, S.E., M.Si, dari UNSOED, memberikan penguatan dari segi ekonomi. 
Selanjutnya Noor Yunida Triana, S.Kep., Ns., M.Kep, dari UHB Purwokerto, yang juga memimpin tim pelaksana, turut memberikan penjelasan mengenai keberlanjutan program. “Kami berharap, dengan adanya teknologi baru ini, masyarakat tidak hanya mampu membudidayakan jamur, tetapi juga mengolahnya untuk menciptakan produk yang bernilai tambah. Ini adalah langkah besar menuju kemandirian ekonomi desa,” ujar Noor Yunida. 
Program ini juga melibatkan Bidan Desa Winduaji, yang sangat terlibat dalam mendukung keluarga stunting. Dukungan dari Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) melalui anggaran tahun 2024 sangat berperan dalam mewujudkan program ini. Dengan sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat, diharapkan Desa Winduaji dapat terus berkembang dan menciptakan solusi berkelanjutan untuk mengatasi stunting dan kemiskinan.