Jakarta, CNBC Indonesia – Hizbullah menyatakan telah mencapai “kemenangan” atas Israel pada Rabu (27/11/2024), sehari setelah gencatan senjata mulai berlaku di perbatasan. Pernyataan ini menjadi respons resmi pertama kelompok militan Lebanon itu sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan.
“Kemenangan dari Allah yang Maha Kuasa adalah sekutu bagi perjuangan yang benar,” demikian pernyataan resmi Hizbullah, dilansir AFP.
Kelompok yang didukung Iran itu juga menegaskan bahwa para pejuangnya tetap dalam kondisi “siap sepenuhnya” untuk menghadapi ambisi dan serangan Israel di masa depan. Meski demikian, pernyataan tersebut tidak menyebutkan secara langsung rincian kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati.
Adapun konflik terbaru ini dimulai pada 23 September lalu ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap wilayah Hizbullah di Lebanon, menyusul lebih dari 1 tahun baku tembak lintas perbatasan yang dipicu oleh konflik Gaza. Eskalasi tersebut juga melibatkan pengerahan pasukan darat Israel ke wilayah Lebanon selatan.
Selama konflik, Israel berhasil melancarkan serangan signifikan terhadap Hizbullah, termasuk menewaskan pemimpin lama Hassan Nasrallah dan sejumlah pejabat senior lainnya.
Namun, Hizbullah dalam pernyataannya menegaskan bahwa Israel gagal mencapai tujuan strategisnya, seperti belum menduduki atau mendirikan basis militer di kota-kota Lebanon.
Israel juga disebut gagal mencegah serangan lintas perbatasan dari Hizbullah, serta tidak berhasil membangun zona penyangga militer dan keamanan di wilayah selatan Lebanon.
“Para pejuang kami tetap menyerang hingga hari terakhir agresi,” tambah pernyataan itu.
Sementara itu, berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, Hizbullah diwajibkan untuk menarik pasukannya ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan Israel.
Hizbullah juga diwajibkan nembongkar infrastruktur militernya di Lebanon selatan, termasuk pangkalan dan gudang senjata.
Masa Depan Konflik
Serangan terbaru ini mengakibatkan kerugian besar di kedua belah pihak, dengan kehancuran yang meluas di wilayah Lebanon selatan dan korban jiwa yang signifikan.
Meski gencatan senjata telah berlaku, ketegangan di perbatasan tetap tinggi, mengingat Hizbullah telah menyatakan kesiapan untuk menghadapi ancaman Israel di masa mendatang.
Israel, di sisi lain, mengeklaim bahwa operasinya telah melemahkan kapasitas Hizbullah secara signifikan, meskipun kelompok militan tersebut masih memiliki pengaruh kuat di Lebanon.
Situasi ini menunjukkan bahwa meski konflik terbuka telah mereda, tantangan keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut masih jauh dari selesai.
(luc/luc)