Hal senada disampaikan terpidana lain Supriyanto. Ia mengaku sudah delapan kali ikut pemilu selama menjadi warga binaan.
Dia pun mengaku merasa senang bisa memilih sesuai dengan hati nurani nya memilih para kontestan Pilkada di Kota Cirebon maupun Jawa Barat.
“Sudah delapan kali pencoblosan,” katanya.
Ia berhap pada Pilkada 2024, pemimpin terpilih bisa berlaku adil dalam menegakkan hukum. Ia berharal hukum di Indonesia tidak pilih kasih.
Mereka berharap pemimpin terpilih bisa berbuat adil terutama kepada rakyat kecil. Ia juga berharap pemimpin terpilih dapat mengayomi masyarakat.
“Semoga hukum di Indonesia adil jangan hanya orang berduit sajalah yang dibela,” katanya.
Kepala Lapas Kelas 1 Cirebon, Yan Rusmanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan pemahaman mendalam kepada warga binaan tentang pentingnya menggunakan hak pilih mereka secara bijak.
“Antusiasme warga binaan luar biasa. Saat sosialisasi bersama KPU, mereka sangat aktif bertanya, terutama tentang Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan mekanisme pemilihan,”ujarnya.
Dari total 651 DPT, tersedia dua TPS di dalam lapas untuk memfasilitasi warga binaan yang memiliki hak suara. Secara keseluruhan, warga binaan mencoblos di dua TPS yang disediakan di area lapas, yakni TPS 902 dan 903.
Ia menyebutkan, dari jumlah 651 DPT, terdapat 50 warga binaan yang turut memilih paslon di Pilkada Kota Cirebon 2024.
“Sebagian besar memilih dalam pemilihan gubernur, sedangkan hanya 50 napi yang terdaftar untuk pemilihan wali kota,” katanya.
Ia mengaku, para warga binaan kini lebih memahami tata cara pemilu, termasuk mengenali calon berdasarkan gambar, visi, dan misi yang telah disosialisasikan.
“Harapan kami, mereka dapat menggunakan hak pilihnya dengan hati nurani. Tidak ada tekanan, dan keputusan sepenuhnya ada pada masing-masing individu. Kami hanya ingin memastikan mereka tidak golput,” tegasnya.