Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Aksi 4 Polisi Jalan Kaki 3 Hari Demi Kawal Distribusi Logistik Pilkada di Banggai Terpencil

Aksi 4 Polisi Jalan Kaki 3 Hari Demi Kawal Distribusi Logistik Pilkada di Banggai Terpencil

Liputan6.com, Gorontalo – Demi memastikan kelancaran Pilkada serentak 2024 hingga ke pelosok Desa, semua stakeholder bekerja sama untuk mensukseskan pesta demokrasi 5 tahun sekali ini.

Seperti yang dilakukan oleh empat personel Polres Banggai, mereka mengawal distribusi logistik Pilkada 2024 hingga ke wilayah pedalaman Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai dengan berjalan kaki selama 3 hari.

Mereka diantaranya Bripka Taufik Musa, Bripka Alfius Sareong, Bripka Muh. Rifandi Yasin, dan Brigpol Ramadhan Salingkat.

“Karena jarak yang sangat jauh sekitar tiga hari berjalan kaki, maka logistik Pilkada ke TPS Desa Baloa Doda, digeser lebih awal pada Sabtu (23/11),” kata Kapolsek Pagimana AKP Laata pada Minggu 24 November 2024.

Ia menjelaskan, wilayah Pagimana dikenal memiliki tantangan geografis yang tidak biasa dan mengantisipasi kondisi cuaca yang tidak menentu.

Namun, tantangan ini tidak menghalangi semangat personel. Mereka berkomitmen penuh untuk mengantarkan seluruh logistik Pilkada termasuk ke daerah-daerah yang sulit dijangkau.

Katanya, dalam perjalanan petugas harus mendaki gunung, menghadapi ancaman hewan buas, menginap di hutan belantara dan menerjang beberapa sungai yang deras untuk sampai ke desa tersebut.

Polres Banggai juga membangun sinergisitas yang kuat dengan TNI dan penyelenggara Pilkada. Kolaborasi ini bertujuan memastikan setiap tahapan Pilkada berjalan sesuai dengan harapan masyarakat.

“Dengan rasa tanggung jawab yang besar, kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menjamin Pilkada berjalan lancar,” tambahnya.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat setempat, yang merasa yakin Polres Banggai mampu menjaga keamanan dan kelancaran Pilkada.

Proses sortir dan pelipatan surat suara pilkada di Gudang Logistik KPU Banyuwangi mulai dilakukan. Setidaknya 100 warga yang mayoritas terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dilibatkan pada proses ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.