Ibu-ibu Ditipu Puluhan Juta untuk Tebus Murah Sembako, Pelaku Ngaku Orang Partai
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah ibu di Jakarta Pusat menjadi korban
penipuan tebus murah sembako
hingga rugi puluhan juta rupiah.
Ibu-ibu yang bertugas sebagai koordinator sembako murah di wilayah mereka ini melaporkan penipuan itu ke Polres Metro Jakarta Pusat
“Iya, (warga) suruh beli sembako murah, dibilang dari partai. Tapi, ternyata kan bohong, bukan dari partai. Dia sendiri yang pegang, enggak tahunya,” ujar Elizabeth (46), salah satu koordinator, saat ditemui di Polres Jakarta Pusat, Senin (25/11/2024).
Elizabeth menjelaskan, terduga pelaku berinisial R, mengajak sejumlah warga di beberapa wilayah di Jakarta Pusat untuk menjadi koordinator pembagian sembako murah.
“Dia sih mengakunya, dia pokoknya orang partai saja yang saya tahu. Entah dia relawan atau apa, saya kurang tahu,” kata Elizabeth.
Wanita yang dipanggil Icha ini menjelaskan, sebagai koordinator wilayah Gambir, dia telah rugi Rp 42 juta. Kerugian ini dihitung dari total paket sembako yang belum dikirimkan R kepada koordinator.
Sebagai koordinator, Icha dan ibu-ibu lainnya bertugas untuk menawarkan paket sembako murah kepada warga.
Nantinya, warga akan membayarkan sejumlah uang kepada koordinator. Dan, uang ini disetor koordinator kepada R dan dua buahnya E dan S.
Dania (52) yang merupakan koordinator wilayah Jayakarta, Mangga Dua Selatan menjelaskan, terdapat beberapa paket sembako murah yang dijanjikan kepada mereka dan warga.
Paket Rp 10.000 mendapat beras tiga kg, minyak satu liter, dan mie instan tiga bungkus. Paket Rp 15.000 mendapat beras tiga kg, gula 1/2 kg, dan minyak satu liter. Paket Rp 20.000 dapat minyak satu liter dan beras lima kg.
Dania yang merupakan anggota PKK di wilayahnya ini merugi Rp 28 juta. Masih banyak koordinator yang kerugiannya belum dilaporkan.
Para koordinator mulai diajak menawarkan paket tebus murah kepada warga sekitar satu bulan yang lalu, Oktober 2024 alias masih masa kampanye Pilkada.
Sebelum R akhirnya kabur sekitar Senin pekan lalu, paket sembako murah awalnya terus dikirim secara rutin.
“Saya sekali pengiriman itu 400 paket, lalu 400 paket lagi, 400 lagi, terus 200 paket, (terakhir) 100 paket. Sudah, (habis itu) enggak dikirim lagi,” ujar Dania.
Total paket yang belum dikirim R kepada para koordinator jumlahnya beragam. Tapi, saat ini R dan suaminya menghilang dan tak bisa dihubungi.
Karena paket sembako tidak cair, warga pun mengamuk dan terus mendatangi rumah para koordinator. Alhasil, para koordinator ini melapor ke polisi agar R ditangkap.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.