Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kekayaan Elon Musk Bertambah Jadi Rp 5.330 Triliun Usai Donald Trump Menang Pilpres AS

Kekayaan Elon Musk Bertambah Jadi Rp 5.330 Triliun Usai Donald Trump Menang Pilpres AS

New York, Beritasatu.com – Elon Musk kembali menjadi orang terkaya di dunia. Musk juga mencetak rekor kekayaan terbesar yang pernah ada, menurut perhitungan Forbes.

Elon Musk menjadi kian kaya raya seiring kenaikan yang signifikan dari harga saham Tesla, perusahaan produsen kendaraan listrik miliknya. Saham Tesla meroket setelah Donald Trump, yang didukung Musk, memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

Kekayaan bersih Elon Musk mencapai rekor US$ 321,7 miliar pada penutupan pasar hari Jumat (22/11/2024) waktu AS. Artinya, kekayaannya meningkat US$ 7 miliar karena kenaikan saham Tesla sebesar 3,8% ke level penutupan tertinggi baru dalam 3,5 tahun terakhir, yakni sebesar US$ 352,56 per saham.

Harga saham Tesla ini melampaui rekor tertinggi sebelumnya sebesar US$ 320,3 miliar yang ditetapkan pada 5 November 2021, di tengah lonjakan kinerja Tesla pada era pandemi Covid-19.

Selain itu, valuasi perusahaan kecerdasan buatan generatif miliknya, xAI juga mengalami kenaikan menjadi US$ 50 miliar, menurut The Wall Street Journal. Hal ini membuat Musk menjadi lebih kaya US$ 13 miliar. Elon Musk yang memiliki sebanyak 60% saham perusahaan tersebut.

Alhasil, Elon Musk mencatatkan kenaikan kekayaan menjadi US$ 334,3 miliar atau Rp 5.330 triliun. Mengutip data Forbes Realtimes Billonaires, kekayaan Elon Musk yang berada di urutan pertama daftar tersebut jauh meninggalkan Larry Ellison, pemilik kekayaan sebesar US$ 235,3 miliar yang berada di peringkat kedua.

Elon Musk pun kembali menjadi pemilik kekayaan terbesar yang pernah dilacak oleh Forbes dan melampaui rekor yang dibuatnya pada tahun 2021.

Kekayaan Elon Musk kini sekitar US$ 70 miliar lebih besar daripada pada hari pemilihan. Di mana saham Tesla melonjak 40% karena para investor di Wall Street meyakini jika kinerja perusahaan tersebut akan terus positif seiring ekspetasi adanya regulasi yang lebih bersahabat untuk Tesla di bawah pemerintahan Trump untuk Tesla, termasuk untuk kendaraan self-driving.