Liputan6.com, Yogyakarta – Kekayaan budaya Indonesia tak hanya terbatas pada tradisi, tarian, alat musik, maupun upacara adatnya. Ternyata, kebiasaan makan dengan muluk juga merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang masih dilestarikan hingga sekarang.
Muluk merupakan cara makan tanpa menggunakan perantara alat makan, seperti sendok dan garpu. Kebiasaan makan ini umumnya menggunakan tangan secara langsung untuk menyuapkan makanan ke dalam mulut.
Mengutip dari surakarta.go.id, kebiasaan makan menggunakan tangan ini bisa ditemukan di budaya Jawa. Bagi masyarakat Jawa, makan dengan cara muluk memiliki sensasi tersendiri dan dapat memberikan kenikmatan lebih pada makanan.
Muluk menekankan penggunaan lima jari tangan dalam sekali suap. Kelima jari ini bekerja sebagai satu kesatuan dengan gerak dan fungsi yang saling melengkapi.
Namun, kebiasaan makan ini tak bisa diterapkan pada makanan berkuah. Biasanya menu makanan yang dinikmati dengan cara muluk adalah makanan tanpa kuah yang dilengkapi dengan sambal, salah satumya nasi bungkus.
Bagi beberapa restoran berkonsep lesehan dan warung pinggir jalan biasanya juga menerapkan konsep cara makan ini. Mereka akan menyediakan area cuci tangan atau langsung memberikan air kobokan di mangkuk kecil.
Kebiasaan muluk juga masih sering diterapkan masyarakat Jawa saat makan di rumah sebagai kebiasaan makan sehari-hari. Bahkan, kebiasaan ini juga telah melekat sebagai salah satu cara menyantap nasi padang.