Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dampak Siswa SMP Kecanduan Game Online, Sehari-hari di Kamar dan Setahun Malas Berangkat Sekolah

Dampak Siswa SMP Kecanduan Game Online, Sehari-hari di Kamar dan Setahun Malas Berangkat Sekolah

TRIBUNJATENG.COM, MAGETAN – Wiwin bersedih dan tak tahu lagi harus berbuat apa terhadap kebiasaan buruk adiknya.

Terlebih mereka sudah ditinggal ibunya, meninggal dunia pada setahun lalu.

Ini adalah curhatan seorang kakak terhadap adiknya siswa SMP di Kabupaten Magetan Jawa Timur yang sudah hampir selama setahun ini tidak pernah masuk sekolah karena kecanduan game online.

Disebutkan, anak tersebut kesehariannya di dalam kamar dan bermain game online. 

Siswa salah satu SMP di Kabupaten Magetan, Jawa Timur memillih tak masuk sekolah selama satu tahun terakhir.

Ia diduga kecanduan game online.

Wiwin, kakak siswa tersebut mengatakan, setiap hari adiknya menghabiskan waktu di kamar untuk main game online.

“Awalnya kelas 6 itu mulai malas ngapa-ngapain kalau memegang HP.”

“Sekolah kalau ada olahraga atau upacara atau pelajaran yang tidak disenangi pasti bolos.”

“Pernah HP disembunyikan ibu, dia langsung marah,” ujarnya seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (21/11/2024).

Wiwin berkata, kebiasaan adiknya main game online semakin parah saat masuk SMP.

Meski sering bangun kesiangan karena main game online, adiknya masih mau mengerjakan PR sekolah meski dengan konsekuensi terlambat datang ke sekolah.

Ketergantungan main game online semakin parah lagi ketika ibu mereka meninggal dunia.

“Sejak saat itu sudah jarang keluar, lebih banyak di kamar dan main game.”

“Kalau diajak keluar, kami harus pastikan tempatnya ada WiFi atau jaringannya bagus dan tidak lama-lama karena penginnya kembali ke kamar main game,” imbuhnya.

Meski demikian, kebiasaan adiknya belum terindikasi main judi online ataupun kebutuhan yang berlebihan untuk mendukung kebiasaan main game online.

Wiwin tidak tahu pasti apakah adiknya memiliki pendapatan dari kebiasaan main game itu karena tidak pernah meminta uang lebih.

ILUSTRASI pria muda asyik bermain game online. (mirror.co.uk)

“Kalau untuk kebutuhan, tidak pernah meminta uang lebih.”

“Yang pasti kalau di rumah ada WiFi,” ucapnya.

Wiwin berkata, saat ini memasrahkan nasib pendidikan adiknya ke pihak sekolah.

Pihak keluarga juga telah mengembalikan semua buku yang dipinjam ke sekolah.

Meski demikian, dia berharap adiknya tidak mengalami nasib putus sekolah.

“Kalau informasi terakhir tidak naik sekolah, tetapi masih tercatat sebagai siswa,” katanya.

Dinas Pendidikan Belum Terima Laporan

Melalui Kompas.com berupaya melakukan konfirmasi ke pihak sekolah terkait hal tersebut.

Sayang, upaya itu tidak membuahkan hasil karena kepala sekolah dan guru BK ada acara di luar sekolah.

Sementara itu, Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kabupaten Magetan, Irawan mengatakan, selama satu tahun terakhir pihaknya belum menerima laporan adanya siswa yang kecanduan ponsel hingga setahun tidak masuk sekolah.

“Sementara belum ada laporan, saya sudah kroscek, tapi informasinya mutasi ke Sulawesi ikut saudaranya.”

“Selama ini tidak ada laporan ke dinas,” katanya.

Terkait tidak adanya laporan ke Dinas Pendidikan, menurut Irawan, ada prosedur dimana penyelesaian permasalahan dilakukan dengan tim pencegahan penangan sekolah atau guru BK.

Jika sudah tidak bisa mengatasinya, pihak sekolah disarankan melapor ke Dinas Pendidikan untuk ditangani satgas pendidikan, PPKB, dan Polres.

“Sampai saat ini belum ada laporan dari pihak sekolah, laporannya ini hanya dimutasi,” ucapnya.

Sementara itu, Pj Bupati Magetan, Nizhamul meminta kepala Dinas Pendidikan memberikan solusi terhadap siswa yang bermasalah dengan pendidikan mereka. 

Dia berharap anak-anak yang bermasalah diberi bimbingan agar tidak sampai putus sekolah.

“Kami minta untuk ada pendampingan terhadap mereka agar permasalahan mereka bisa diatasi terkait permasalahan gadget maupun bullying,” katanya.

Sebelumnya, ada siswa lain di Magetan memilih bolos sekolah selama tiga bulan karena permintaan untuk dibelikan motor Yamaha FIZ R tidak dituruti orangtua.  

Plt Kepala DP2KBP3A Kabupaten Magetan, Suwito menyebut, dalam waktu dekat siswa akan kembali masuk sekolah setelah dilakukan mediasi. 

Dinas DP2KBP3A Kabupaten Magetan saat ini memberikan pendampingan terkait kebutuhan pendidikan siswi agar tidak putus sekolah.

“Setelah ada pendekatan, si anak mengaku akan kembali sekolah.”

“Kami upayakan untuk siswa tidak putus sekolah.”

“Setidaknya siswa nanti bisa mengikuti ujian agar bisa lulus sekolah.”

“Kalau yang kecanduan game, akan kami upayakan pendampingan,” ucap Suwito. (*)