Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING – Bencana alam banjir rob yang menerjang pantai wisata Marunda, Cilincing, Jakarta Utara membuat pedagang di sana merugi.
Selama sepekan belakangan, pedagang mengalami kerugian lantaran pengunjung sepi.
Hal ini diungkapkan Taryah, pemilik warung makan yang berada di atas pasir pantai wisata Marunda.
Menurut Taryah, banjir rob sudah terjadi sejak Kamis (14/11/2024) lalu dan membuat area pantai tergenang berjam-jam sejak pagi hingga sore.
Kondisi ini membuat pengunjung enggan turun ke pantai, karena area pasir yang terendam.
“Orang jadi nggak mau turun gara-gara banjir rob, ya pastinya sepi pengunjung,” ungkap Taryah, Rabu (20/11/2024).
Taryah mengungkapkan, biasanya dalam sehari ia bisa meraup omzet Rp 800.000 dari para pengunjung yang berdatangan.
Namun, seminggu belakangan, omzetnya menurun drastis, bahkan lebih dari separuh omzet normalnya.
“Udah seminggu ini sepi omzetnya jadi turun drastis, palingan sehari mentoknya Rp 300.000 aja,” ucap dia.
Pantauan di lokasi, pada Rabu (20/11/2024) siang banjir rob merendam pantai wisata Marunda dan menggenangi lebih dari 20 warung di sepanjang bibir pantai.
Air laut terus naik ke area pantai sejak Rabu pagi dan pada siang hari ini ketinggiannya sudah mencapai lebih dari 30 sentimeter.
Meski warung-warung mereka terendam banjir, para pedagang masih membuka dagangan mereka, berharap tetap ada pengunjung yang datang di tengah fenomena rob ini.
Salah seorang pemilik warung lainnya, Rasti (33) mengungkapkan, fenomena alam banjir rob ini sudah dirasakan warga dan pedagang di lokasi setidaknya satu pekan belakangan.
Rasti menjelaskan, banjir rob paling parah terjadi pada Senin (18/11/2024) lalu, di mana saat itu ketinggian air melebihi 50 sentimeter.
Saat itu, air laut bahkan menutupi tempat duduk di warung Rasti.
Menurutnya, selama sepekan terakhir, air laut biasanya mulai naik pagi hari sekitar pukul 7.00 WIB.
Kemudian, setelah merendam area pantai berjam-jam, air laut akan kembali surut di sore hari.
“Biasanya naik dari jam setengah 7 pagi sampe jam 1 sampai jam 2 siang, surutnya sore jam 3 an. Kalo hari ini mulai naik jam 8 pagi, naiknya bertahap,” ucapnya.
Rasti menambahkan, akibat fenomena air pasang laut ini, geliat wisata di pantai Marunda melemah selama seminggu terakhir.
Pantai wisata Marunda yang biasanya ramai dikunjungi baik di hari-hari biasa maupun akhir pekan disebut sepi pengunjung sepekan belakangan.
“Dampaknya pengunjung kurang rame, pengunjung nggak ada yang mau turun orang banjir. Biasanya mah setiap hari ada aja pengunjungnya, biasanya yang ramai sore. Paginya terapi,” ucapnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya