Perbesar
ESPOS.ID – Pengenalan mesin dan material kepada peserta magang terstruktur dalam proses produksi furnitur. (Istimewa)
Esposin, SOLO—Masalah pengangguran menjadi tantangan serius bagi Indonesia, terutama di kalangan lulusan vokasi. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung perekonomian membutuhkan suntikan tenaga kerja terampil untuk meningkatkan daya saing.
Kementerian Perindustian mendorong penerapan program pemagangan terstruktur di dunia usaha dan dunia industri.
Promosi
Langkah Tegas Perangi Judi Online, BRI Blokir Lebih Dari 3 Ribu Rekening
Salah satunya program pemagangan terstruktur yang terinspirasi sistem pendidikan dan pelatihan vokasi sistem ganda (Dual Vocational Education and Training/dVet) yang telah berhasil diterapkan di sejumlah negara Eropa, di antaranya Swiss, Jerman, dan Austria.
dVET adalah model yang menggabungkan teori di sekolah dengan praktik langsung di industri, sehingga lulusan memiliki keterampilan relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Selain itu, adanya sistem magang terstruktur itu juga didukung komitmen pemerintah melalui Permenkeu No. 128 Tahun 2019 yang mengatur pemberian insentif Super Tax Deduction bagi perusahaan penyelenggara program magang vokasi yang memungkinkan perusahaan mengurangi penghasilan bruto hingga 200% dari biaya magang yang mencakup penyediaan fasilitas, bahan, serta honorarium instruktur.
Candra Bachtiyar dari Kementerian Perindustrian menjelaskan program magang terstruktur itu diminati pelaku industri. “Sudah ada 76 perusahaan yang menerima insentif dengan total nilai lebih dari Rp1 triliun,” ujar dia dalam rilis yang diterima Espos, Selasa (12/11/2024).
Selain itu, Super Tax Deduction dirancang agar UMKM yang mayoritas merupakan usaha padat karya bisa mendapatkan prioritas.
Sementara, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mendukung Kementerian Perindustrian mendorong penerapan program pemagangan terstruktur di dunia usaha dan dunia industri.
Sedangkan Vivere Group, perusahaan interior furnitur merupakan salah satu perusahaan yang telah melaksanakan program magang dengan metodologi/tools yang diperkenalkan Kadin dan Swiss Skills for Competitiveness (SS4C).
Head of VIVERE Learning Center, Rosita Kusumasari, menjelaskan program magang dilaksanakan dengan metodologi tepat menjadi sarana penting tercapainya link and match antara pendidikan vokasi maupun Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
“Program magang akan mendatangkan manfaat bagi perusahaan untuk mendapatkan lulusan/calon karyawan yang siap kerja, kompetitif, sesuai dengan kebutuhan dan tantangan industri,” jelas dia.
Sementara, PT Marimas Putera Kencana telah memanfaatkan dua tools dVET, yaitu Pelatih Tempat Kerja (In-Company Trainer) dan Analisis Biaya dan Manfaat (Cost Benefit Analysis), yang dinilai sangat membantu dalam mendampingi peserta magang agar lebih siap kerja.
“Kami diajari metodologi untuk menyampaikan materi, sehingga setiap pembimbing bisa menyampaikan materi dengan optimal ke setiap siswa,” papar master trainer perusahaan minuman serbuk instan PT Marimas, Yohanes Paijanto.
Terpisah, ahli branding, Lia Sidik, menjelaskan dengan sistem magang vokasi itu menjadi salah satu jalur perekrutan SDM perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.