Jakarta, Beritasatu.com – Industri perfilman Korea Selatan dikenal dengan beragam genre dan tema yang sering kali menggugah, mulai dari drama emosional hingga thriller psikologis. Namun, beberapa film Korea juga menuai kontroversi karena dianggap terlalu vulgar atau berlebihan dalam menampilkan konten seksual.
Misalnya, proyek film Ji Chang-wook dan Son Ye-jin berjudul Scandal yang merupakan adaptasi dari film Untold Scandal yang dirilis pada 2003.
Proyek drama Scandal ini mendapat kritik dari publik Korea Selatan karena film Untold Scandal memuat adegan yang dianggap terlalu vulgar.
Meskipun film-film ini sering kali dimaksudkan untuk penonton dewasa dan menghadirkan kisah-kisah yang lebih eksplisit, mereka tetap memicu perdebatan terkait batasan moralitas dan kebebasan berekspresi dalam seni.
Berikut adalah beberapa film Korea yang dianggap terlalu vulgar oleh sebagian kalangan:
1. The Housemaid (2010)
Sutradara Im Sang-soo menghadirkan remake dari film klasik Korea tahun 1960-an The Housemaid, tetapi versi 2010 ini mendapat sorotan karena kontennya yang sangat eksplisit. Film ini menceritakan kisah seorang pembantu rumah tangga yang terlibat dalam hubungan terlarang dengan majikannya, yang akhirnya berujung pada konflik dan tragedi.
Penyajian adegan ranjang yang grafis, serta eksplorasi hubungan kuasa dalam rumah tangga, dianggap terlalu vulgar oleh beberapa penonton dan kritikus.
Meskipun film ini menerima pujian untuk sinematografi dan akting para pemainnya, beberapa merasa bahwa unsur seksual dalam cerita hanya bertujuan untuk memancing sensasi dan kurang relevan dengan pesan yang ingin disampaikan.
2. Love Exposure (2008)
Meskipun bukan film yang diproduksi di Korea Selatan, Love Exposure karya sutradara Jepang Sion Sono mendapatkan perhatian di Korea karena kontennya yang sangat eksplisit dan sering dibandingkan dengan karya-karya film Korea yang kontroversial. Film ini menggabungkan unsur seks, agama, dan budaya pop dalam cara yang sangat provokatif.
Penonton di Korea Selatan memberikan reaksi campuran terhadap film ini, dengan sebagian merasa bahwa film tersebut terlalu vulgar dan eksplisit dalam menggambarkan seksualitas dan kekerasan.
3. The Night Before the Wedding (2008)
Film ini disutradarai oleh sutradara kontroversial Korea Selatan, Kwak Ji-kyoon. The Night Before the Wedding menceritakan kisah seorang wanita yang terlibat dalam hubungan seksual dengan pria lain sehari sebelum pernikahannya.
Meskipun tema seksualitas dalam film ini berusaha menggali keinginan dan konflik emosional karakter, beberapa penonton merasa bahwa film ini terlalu vulgar dalam menampilkan adegan-adegan intim dan tidak pantas untuk ditonton oleh sebagian besar audiens.
4. A Frozen Flower (2008)
A Frozen Flower adalah film sejarah yang disutradarai oleh Ra Hee-chan dan menjadi salah satu film Korea yang paling kontroversial pada masanya. Menceritakan kisah cinta terlarang antara seorang raja, ratu, dan pengawal pribadi, film ini menampilkan beberapa adegan seks homoerotik yang eksplisit.
Konten seksualitas dalam film ini menyebabkan banyak penonton merasa tidak nyaman, dan sebagian menilai, adegan-adegan tersebut tidak perlu ada untuk mendalami alur cerita. Meski begitu, A Frozen Flower tetap dipuji atas akting para pemain dan keberaniannya mengangkat tema seksual yang tabu di Korea Selatan.
5. The Treacherous (2015)
Film sejarah yang disutradarai oleh Min Kyu-dong ini mengisahkan tentang kekejaman seorang raja Joseon yang sangat terobsesi dengan kesenangan seksual. Dikenal dengan adegan-adegan eksplisit dan sadis, The Treacherous memicu kontroversi karena banyak adegan kekerasan seksual yang digambarkan dengan detail yang sangat grafis.
Beberapa pihak menilai bahwa film ini melampaui batasan moralitas dan terlalu vulgar, sementara yang lain berpendapat bahwa film ini menggambarkan sisi gelap dari sejarah Korea dengan cara yang jujur dan tidak ditutup-tutupi.
6. Midnight Runners (2017)
Meskipun Midnight Runners bukan film yang sepenuhnya vulgar, film komedi aksi ini sempat mencuri perhatian karena beberapa adegan yang dianggap terlalu berani. Dalam beberapa bagian film, karakter-karakter pria melakukan interaksi fisik yang bisa dianggap melewati batas kesopanan, termasuk adegan penculikan dan penyiksaan yang menampilkan unsur kekerasan seksual.
Beberapa kritikus dan penonton merasa bahwa meskipun film ini bertujuan untuk menggali tema-tema serius seperti penyelamatan dan keadilan, beberapa adegan dalam film terasa terlalu vulgar dan berfokus pada elemen eksploitasi.
7. My Wife is a Gangster 3 (2006)
Franchise My Wife is a Gangster dikenal dengan campuran aksi dan komedi, tetapi yang membedakan film ketiganya adalah hadirnya banyak adegan seksual eksplisit dan kekerasan yang diangkat tanpa banyak sensor.
Meskipun bagian dari film ini dimaksudkan untuk memperlihatkan karakter protagonis yang kuat dan penuh keberanian, beberapa elemen vulgar dan kekerasan seksual dalam film ini dianggap tidak perlu dan hanya berfungsi untuk menarik perhatian.