ITB Petakan Potensi Karbon Dioksida di Indonesia
Editor
BANDUNG, KOMPAS.com
– Institut Teknologi Bandung (
ITB
) memetakan potensi
karbon dioksida
di Indonesia.
Salah satu peneliti ITB, Aqsha mengatakan, di masa yang akan datang, CO2 (karbon dioksida) mungkin saja akan menjadi raw material untuk berbagai chemicals atau bahan bakar.
“Sehingga diperlukan investasi dalam pengembangan produk berbasis CO2 melalui R&D yang skema pembiayaannya bisa mengikuti skema Badan Pengelola Perkebunan Sawit (BPDPKS),” ujar Aqsha dalam rilisnya, Senin (18/11/2024).
Di Indonesia, daerah yang memiliki potensi CO2 terbanyak adalah Pulau
Jawa
. Karena di sana ada pembangkit listrik dan industri-industri besar penghasil CO2.
“Daerah yang berpotensi adalah daerah-daerah yang memiliki banyak sumber CO2 seperti wilayah permbangkit listrik atau daerah-daerah yang memiliki storage seperti daerah oil and gas storage atau saline acquifer,” tuturnya.
Aqsha menambahkan, industrialisasi yang ramah lingkungan menjadi tantangan besar di tengah ketidakpastian regulasi terkait dekarbonisasi dan minimnya insentif di luar sektor minyak dan gas.
Potensi dan tantangan karbon dioksida ini dibahas khusus dalam Simposium ASEAN Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) Network 2024 serta The 28th Regional Symposium on Chemical Engineering (RSCE) 2024.
Puncak acara RSCE 2024 menghadirkan 400 insan ilmiah dari dalam dan luar negeri. Acara ini membahas topik utama seperti bioenergi, bioteknologi, kemurgi, teknologi pangan, hingga advanced materials dan pengelolaan lingkungan.
Para pembicara datang dari berbagai negara, termasuk Belanda, Malaysia, Filipina, Australia, Jepang, Thailand, dan Inggris.
Ketua Panitia RSCE 2024, Rasrendra menyampaikan, Indonesia dengan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang besar, harus menjadi pelopor dalam merancang masa depan yang berkelanjutan.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.