Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kembangkan Industri Kimia, Pemerintah Indonesia dan Tiongkok Perkuat Sinergi

Kembangkan Industri Kimia, Pemerintah Indonesia dan Tiongkok Perkuat Sinergi

Jakarta, Beritasatu.com – Untuk memperkuat sinergi industri kimia dan  investasi, pemerintah Indonesia bersama ratusan pengusaha Tiongkok dan Indonesia, menggelar Indonesia Chemical Industry Investment Summit 2024. Acara yang digelar di Pullman Central Park Jakarta ini bertujuan mengembangkan sektor kimia yang berkelanjutan di Indonesia.

PT Shan Hai Map menjadi penghubung strategis dalam memperkuat kerja sama global dengan mempertemukan para pengusaha serta perusahaan dari Indonesia dan Tiongkok serta pemerintah.

VP Pengembangan Proyek Strategis PT Pupuk Indonesia (BUMN) Erlangga Rismantojo menilai industri kimia memegang peranan penting dalam perekonomian global. Salah satunya berperan sebagai pemasok utama bahan baku yang mendukung sektor-sektor vital, seperti manufaktur, pertanian, farmasi, energi, dan teknologi.

Berbagai produk kimia, mulai dari plastik, pupuk, bahan farmasi, hingga pembersih, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan berbagai industri besar.

“Kami berusaha membagikan tentang proyek-proyek apa yang ada di Pupuk Indonesia grup, perkembangan apa saja,  bahan kimia apa saja yang ingin kita produksi ke depan. Ini tentunya kita membutuhkan banyak kemitraan dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, swasta dalam dan luar negeri. Kita membutuhkan orang-orang yang secara teknologi mampu membangun dan investasi pada industri kimia,” katanya di Jakarta, Senin (18/11/2024).

Erlangga mengaku dari pengembangan industri kimia ini terbilang sangat membantu Indonesia untuk lebih maju. Dalam arti membuka lapangan pekerjaan yang sangat besar dan adanya perkembangan yang nantinya bisa membuat masyarakat semakin sejahtera dan pekerja yang bisa menghidupi keluarganya serta dampak positif lainnya.

“Selain itu, kami juga memberikan pengetahuan bahwa konsumsi kimia di Indonesia masih terbilang sangat rendah bila dibandingkan negara-negara maju,” ujar dia.

Padahal, lanjut Erlangga, harapannya Indonesia mampu membangun industri kimia sekaligus menyerap pekerja dari Indonesia untuk menciptakan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tak hanya perusahaan, pemerintah dan regulasi internasional juga berperan besar dalam mendorong transisi ke ekonomi sirkular dan target emisi nol bersih (net zero) melalui energi terbarukan. Inisiatif ini memacu terciptanya proses produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Erlangga menilai, melalui kolaborasi industri kimia dapat menjadi katalisator penting dalam menciptakan solusi inovatif yang ramah lingkungan. Selain itu, berkontribusi pada perkembangan ekonomi global pada masa depan.

“Jadi kami berharap untuk industri-industri terbarukan ini akan banyak kontribusi dari Tiongkok terkait investasi dan penerapan teknologi tadi di Indonesia sehingga kita mempunyai bantuan untuk berkembang lebih cepat lagi,” papar dia.

Diakui, Tiongkok memang sudah banyak berkontribusi dan melakukan investasi, seperti di pabrik-pabrik smelter. Hal ini memberikan nilai tambah terhadap barang-barang tambang yang ada di Indonesia. Dengan begitu, Indonesia bisa memproduksi barang-barang bernilai tambah.

“Terkait kunjungan Presiden Prabowo ke Tiongkok kemarin, Indonesia punya harapan besar para investor, pemilik teknologi dan kontraktor divisi di Tiongkok, tertarik bisa membangun proyek-proyek industri kimia di Indonesia sehingga kita tidak hanya mampu mengekploitasi barang tambang atau sumber daya alam kita sebagai komoditas. Namun, kita juga memproduksi barang-barang yang bernilai tambah,” pungkas Erlangga.