Jakarta, Beritasatu.com – McDonald’s (McD) mengalokasikan investasi sebesar US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,58 triliun untuk menggaet kembali pelanggan ke gerai mereka setelah insiden wabah E coli di Amerika Serikat (AS) dari irisan bawang pada hamburger Quarter Pounder, salah satu produk andalan perusahaan makanan cepat saji ini.
Dilansir dari AP, Minggu (17/11/2024), sebesar US$ 65 juta dari total dana tersebut akan diberikan kepada waralaba McD yang terdampak paling parah.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengidentifikasi irisan bawang bombay pada Quarter Pounder sebagai sumber potensial bakteri E coli. Produsen bawang, Taylor Farms di California, telah menarik produknya yang diduga terkontaminasi.
Beberapa negara bagian melaporkan dampak wabah ini, termasuk Colorado dengan 30 kasus, Montana 19 kasus, Nebraska 13 kasus, dan New Mexico 10 kasus.
Kasus-kasus tersebut terjadi antara 12 September hingga 21 Oktober, dengan total 104 orang dilaporkan sakit dan 34 di antaranya harus dirawat di rumah sakit. Satu orang meninggal di Colorado, sementara empat orang lainnya mengalami komplikasi ginjal serius yang berpotensi mengancam nyawa.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menegaskan, tidak ada risiko keamanan pangan yang berlanjut terkait wabah ini di restoran McD.
Namun demikian, kejadian ini memberikan dampak signifikan pada penjualan McDonald’s. Untuk mencegah meluasnya wabah, Quarter Pounder sempat ditarik dari menu di beberapa negara bagian. Selama masa tersebut, McDonald’s menemukan pemasok bawang alternatif untuk 900 restoran yang berhenti sementara menyajikan burger tersebut.