Jakarta, Beritasatu.com – Dokter spesialis anak subspesialisasi respirologi dari Universitas Indonesia (UI), Wahyuni Indawati menyampaikan, penggunaan kipas angin atau kebiasaan mandi malam tidak secara langsung memicu terjadinya pneumonia atau radang paru-paru.
Pneumonia merupakan peradangan akut pada alveoli paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit.
“Kipas angin bukan penyebab langsung dari penyakit pneumonia, tetapi bisa jadi media untuk memperluas transmisi penularannya,” kata Wahyuni Indawati, dikutip dari Antara, Minggu (17/11/2024).
Wahyuni menjelaskan, risiko penularan hanya ada apabila kipas angin digunakan di ruangan tertutup yang sebelumnya dihuni oleh individu yang membawa bakteri.
Penyebaran bakteri terjadi melalui droplet atau percikan air liur saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Droplet yang menempel di kipas angin dapat bertahan di permukaan benda untuk waktu tertentu, sehingga meningkatkan potensi penularan.
Terkait mandi malam, Wahyuni menegaskan aktivitas tersebut tidak memiliki hubungan langsung dengan pneumonia.
Menurutnya, mandi malam hanya menyebabkan perubahan suhu tubuh, terutama apabila menggunakan air dingin. Apabila daya tahan tubuh sedang menurun, risiko terkena penyakit memang meningkat, tetapi menurutnya tidak ada penelitian yang menghubungkan mandi malam dengan pneumonia.
Pemberian vaksin pneumokokus konjugat (PCV) terbukti efektif menekan angka kejadian pneumonia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga merekomendasikan vaksin PCV15 untuk memberikan perlindungan yang lebih luas terhadap bakteri pneumokokus pada anak-anak.