Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Investasi Pabrik LPG 2 Juta Ton di RI Ditarget Mulai Januari 2025

Investasi Pabrik LPG 2 Juta Ton di RI Ditarget Mulai Januari 2025

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia membeberkan, bahwa pemerintah berencana untuk membangun pabrik Liquefied Petroleum Gas (LPG) di Indonesia mulai awal tahun 2025 mendatang.

Bahlil menyebutkan pihaknya akan mematangkan persiapan pembangunan pabrik yang rencananya berkapasitas 2 juta ton tersebut.

“November-Desember kami matangkan semuanya dulu. Baru mulai rencananya untuk dilakukan investasi siapa, kapan, itu mulai Januari. Sekarang kan 100 hari ini lah saya matangkan semua dulu untuk mapping nya,” kata Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Jumat (15/11/2024).

Rencana pembangunan pabrik LPG tersebut menyusul temuan pemerintah di lapangan gas yang mengandung jenis gas Propane (C3) dan Butane (C4). C3 dan C4 sendiri merupakan bahan baku dalam pembuatan LPG.

Oleh sebab itu, pemerintah terbuka bagi siapa saja yang ingin terlibat dalam proyek industrialisasi LPG dalam negeri. Sehingga produk yang dihasilkan dari pabrik LPG dapat kompetitif. “Kita akan buat terbuka. Supaya ada kompetitif. Harus kita buat terbuka,” kata Bahlil.

Sebagaimana diketahui, pembangunan pabrik LPG dalam negeri sebagai upaya pemerintah Indonesia dalam menekan impor LPG yang saat ini begitu besar.

Dalam catatan Bahlil, konsumsi LPG di Indonesia mencapai 8 juta ton, sementara produksi LPG di dalam negeri hanya menembus 1,9 juta ton. Artinya, Indonesia melakukan impor sebanyak 6,1 juta ton.

Di kesempatan berbeda, Bahlil mengungkapkan jika rencana pembangunan pabrik LPG tambahan dengan kapasitas 2 juta ton bisa terbangun di Indonesia, maka jumlah pemenuhan LPG yang dilakukan di dalam negeri sekitar 4 juta ton.

Selain membangun pabrik LPG, pemerintah juga sedang menggenjot pembangunan jaringan gas bumi (jargas) yang akan diprioritaskan bisa melintas di wilayah Jawa hingga Sumatera.

Jargas itu sendiri, dinilai bisa mengurangi jumlah impor LPG ke Indonesia lantaran memanfaatkan produksi gas yang ada di dalam negeri. “Kita masih kekurangan kurang lebih sekitar 4 juta. Maka strateginya adalah jargas kita harus bangun khususnya daerah Jawa. Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, DKI, Jogja. Ini yang menjadi prioritas. Sumatera sebagian sudah jalan,” ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

(pgr/pgr)