Jakarta, CNN Indonesia —
Thailand memerintahkan pelabuhan-pelabuhannya mewaspadai celana panjang motif gajah yang diimpor dari China.
Hal ini dilakukan menyusul klaim hak cipta yang digaungkan Thailand atas celana panjang yang populer tersebut. Celana katun tipis ini telah lama menjadi kebutuhan pokok para backpacker Eropa yang bepergian ke Asia Tenggara.
Dalam beberapa bulan terakhir, mereka menjadi hits yang tak terduga di kalangan anak muda Thailand.
Namun membanjirnya celana murah buatan China dalam jumlah besar telah memicu kekhawatiran akan impor asing yang mengalahkan produsen lokal, dan menarik perhatian para pejabat.
“Kami telah memerintahkan pengawasan terhadap celana gajah di semua pelabuhan,” kata Wakil Perdana Menteri Phumtham Wechayachai kepada wartawan pada hari Selasa (6/2) seperti dilaporkan AFP.
Phumtham, yang juga menjabat Menteri Perdagangan, mengatakan desain gajah yang menghiasi celana yang ada di mana-mana adalah hak cipta.
“Jika kita mengizinkan produsen asing memproduksinya, hal itu mungkin berdampak pada produk lokal Thailand,” katanya, memperingatkan akan rendahnya kualitas beberapa produk impor.
“Produk Thailand sudah terstandarisasi. Beberapa produk (impor) mudah robek setelah dipakai beberapa kali,” ujarnya.
Meskipun celana tersebut dijual di kios-kios pasar hanya dengan harga 150 baht atau sekitar Rp66 ribu, pengecer kelas atas juga mengikuti tren ini dan beberapa menjual desain fesyen kelas atas dengan harga hingga $30 atau setara hampir Rp450 ribu.
Pernyataan Phumtham muncul setelah Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin ditanyai tentang celana murah buatan China yang mendominasi pasar lokal.
“Ini bukan hal baru dalam berbisnis. Di mana ada peluang, di situ ada oportunis,” ujarnya kepada wartawan.
“Jika kami tidak bertindak cepat, kami akan kehilangan peluang, seperti yang telah terjadi sebelumnya dalam beberapa hal lainnya.”
(pua/pua)
[Gambas:Video CNN]