Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

IHSG Hari Ini Melemah, Sentimen Domestik dan Global Jadi Pemicunya

IHSG Hari Ini Melemah, Sentimen Domestik dan Global Jadi Pemicunya

Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini Kamis (14/11/2024) mengalami pelemahan seiring sentimen domestik dan global.

Berdasarkan data bursa yang diolah Beritasatu.com, hingga pukul 10.30 WIB, IHSG turun 59,7 poin (0,82%) ke level 7.249. Sementara itu, kumpulan saham unggulan yang tergabung dalam Investor33 melemah ke 452,8, indeks LQ45 melemah ke 880, dan Jakarta Islamic Index (JII) turun menjadi 505,2.

“IHSG hari ini (14/11/2024) diprediksi melemah dalam range 7.200-7.350,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Kamis (14/11/2024).

Adapun sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini, antara lain sejalan dengan capital outflow di pasar ekuitas domestik senilai Rp 692 miliar pada Rabu (13/11/2024). Capital outflow tersebut sejalan dengan rupiah yang masih tertekan, yakni terdepresiasi ke level Rp 15.769 per dolar AS pada Rabu (13/11/2024).

Kemudian, kembali naiknya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) memberikan dampak pada capital outflow dan memengaruhi kurs dolar terhadap rupiah. 

Di sisi lain, pelaku pasar juga juga akan mencermati rilis neraca perdagangan Indonesia Oktober 2024 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (15/11/2024).

“Kondisi neraca dagang Oktober 2024 diproyeksikan masih tercatat surplus dan melanjutkan surplus 53 bulan beruntun hingga September 2024,” ujar Ratih.

Dari global, bursa saham AS Wall Street bergerak bervariasi setelah rilis data inflasi AS. Inflasi AS pada Oktober 2024 secara tahunan tercatat 2,6%.

Meskipun pertumbuhan inflasi lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,4%, tetapi sesuai dengan ekspektasi pasar. 

Sementara, pelaku pasar mencermati kondisi yang cukup anomali akibat kenaikan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun  dalam 3 bulan terakhir menjadi di level 4,45% pada Rabu (13/11/2024) dan menguatnya dolar AS.

Kondisi ini terjadi ketika ekspektasi penurunan suku bunga The Fed berlanjut pada Desember 2024 hingga tahun depan. Situasi tersebut berdampak pada capital outflow di negara berkembang, termasuk Indonesia.