Jakarta, CNN Indonesia —
Konsumsi rumah tangga melambat dari 4,94 persen menjadi 4,82 persen pada sepanjang 2023 kemarin. Karenanya, perekonomian pun hanya berhasil tumbuh 5,05 persen dibandingkan tahun sebelumnya 5,31 persen.
Konsumsi rumah tangga adalah motor penggerak perekonomian yang andilnya paling besar yakni 53,18 persen. Kemudian disusul investasi yang andilnya 29,33 persen.
Plt Kepala BPS, Amalia Widyasanti mengatakan penyebabnya adalah kelompok menengah atas yang mengurangi belanja dan lebih memilih berinvestasi sepanjang tahun lalu.
“Kalau kita perhatikan dari angka tadi saya sampaikan, daya beli rumah tangga masih cukup terjaga. Perlambatan konsumsi rumah tangga utamanya dari data kami catat terutama berasal dari perlambatan pengeluaran kelompok menengah atas,” ujar Amalia dalam konferensi pers, Senin (5/2).
Menurutnya, hal ini tercermin dari berbagai indikator seperti Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang melambat, jumlah penumpang angkutan udara yang menurun dan penjualan mobil penumpang yang tak sebanyak tahun lalu.
Sementara itu, dari catatan BPS, investasi di bidang finansial meningkat, seperti tabungan berjangka, sehingga hal ini mempengaruhi konsumsi rumah tangga secara keseluruhan.
“Jadi artinya ada pergeseran dari spending ke investasi,” pungkas Amalia.
(ldy/agt)