Jakarta, Beritasatu.com – Penyanyi dangdut terkenal Indonesia, Inul Daratista tengah menjadi sorotan publik setelah mengungkapkan terinfeksi bakteri Clostridium difficile. Namun, apa itu bakteri Clostridium difficile?
Inul menjelaskan mengalami gejala yang cukup parah, seperti diare berulang dan keram perut, hingga harus dirawat di rumah sakit karena terinfeksi bakteri Clostridium difficile.
“Ini bukan bakteri biasa. Dari 1.000 orang, hanya 10 orang yang bisa mengalaminya,” ungkap Inul yang dikutip dari saluran YouTube, Rabu (13/11/2024). Pernyataan Inul menekankan betapa seriusnya infeksi ini, meskipun dia telah menjalani gaya hidup sehat.
Kasus Inul menjadi pengingat penting tentang bahaya infeksi Clostridium difficile dan perlunya menjaga kesehatan usus. Penyakit ini tidak hanya menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, tetapi juga memerlukan penanganan medis yang intensif.
Lantas, apa sebenarnya bakteri Clostridium difficile? Berikut ini penjelasannya.
Apa Itu Bakteri Clostridium Difficile?
Bakteri Clostridium difficile atau lebih dikenal sebagai C difficile, adalah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius pada saluran pencernaan, terutama pada usus besar. Infeksi ini dapat memicu diare berat hingga peradangan usus besar yang berpotensi mengancam nyawa.
Pada umumnya, infeksi Clostridium difficile sering ditemukan pada pasien yang berada di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit dan panti jompo. Biasanya menyerang orang-orang dengan daya tahan tubuh rendah.
Infeksi ini menjadi masalah kesehatan yang semakin umum, terutama di kalangan orang lanjut usia dan mereka yang telah mengonsumsi antibiotik dalam jangka waktu panjang.
Penyebab Infeksi Bakteri Clostridium Difficile
1. Penggunaan antibiotik
Penggunaan antibiotik yang sering atau dalam jangka panjang menjadi faktor risiko utama infeksi Clostridium difficile. Antibiotik dapat membunuh bakteri baik yang menjaga keseimbangan flora usus, sehingga memberi peluang bagi bakteri ini untuk berkembang biak secara berlebihan.
2. Lingkungan perawatan kesehatan
Clostridium difficile sering kali menyebar di lingkungan rumah sakit, panti jompo, dan fasilitas kesehatan lainnya. Kontaminasi dapat terjadi melalui kontak langsung dengan permukaan atau peralatan yang terkontaminasi spora bakteri, atau melalui tangan tenaga kesehatan yang tidak bersih setelah merawat pasien terinfeksi. Infeksi ini mudah menyebar di tempat-tempat dengan kebersihan yang kurang optimal, terutama di antara pasien rawat inap.
3. Usia lanjut
Orang berusia di atas 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi Clostridium difficile, dengan peluang terinfeksi hingga 5-10 kali lipat lebih besar dibandingkan orang yang lebih muda. Usia lanjut juga sering dikaitkan dengan tingkat keparahan infeksi dan angka kematian yang lebih tinggi.
Kondisi yang dialami Inul Daratista menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan infeksi bakteri Clostridium difficile serta perlunya tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan usus.