Jakarta, CNN Indonesia —
Hamas meminta Dewan Keamanan PBB mengakhiri kebrutalan Israel di Jalur Gaza. Permintaan itu disampaikan pada Jumat (8/12) jelang DK PBB melakukan pengambilan suara untuk mengatasi kondisi di Gaza akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober.
“Kami menyerukan kepada Dewan Keamanan, komunitas internasional dan semua negara di seluruh dunia untuk mengakhiri perang brutal ini,” kata kantor media pemerintah Hamas di Palestina, seperti diberitakan AFP.
“Dan untuk menyelamatkan Jalur Gaza sebelum terlambat,” mereka menegaskan.
Dewan Keamanan PBB akan melakukan pemungutan suara mengenai rencana gencatan senjata yang diusulkan Arab pada Jumat (8/12) dan beberapa upaya sebelumnya untuk menjadi perantara gencatan senjata telah diveto.
Namun, hal tersebut ditunda beberapa jam mendatang menunggu hasil pertemuan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dengan para menteri Arab terkait kondisi di Gaza.
Sebelum rapat DK PBB, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres menyurati mereka dan menyatakan Gaza sudah di ambang kehancuran. Dalam surat itu, ia menggunakan Pasal 99 Piagam PBB yang jarang digunakan.
Hal itu dilakukan untuk meminta perhatian DK PBB mengenai “masalah apa pun yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.”
Guterres mengupayakan “gencatan senjata kemanusiaan” untuk mencegah “bencana yang berpotensi menimbulkan dampak yang tidak dapat diubah bagi rakyat Palestina” dan seluruh Timur Tengah.
Pada Jumat (8/12), Guterres juga mengatakan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober tak akan pernah bisa menjadi pembenaran “hukuman kolektif” (collective punishment) terhadap warga Palestina.
“Kebrutalan yang dilakukan Hamas tidak akan pernah bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina,” kata Guterres, seperti diberitakan AFP, Jumat (8/12).
“Sekitar 130 orang masih disandera. Saya menyerukan pembebasan mereka segera dan tanpa syarat, serta perlakuan manusiawi dan kunjungan Komite Palang Merah hingga mereka semua dibebaskan,” tuturnya.
Kendati demikian, Guterres kembali menegaskan pernyataannya itu tidak membenarkan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober yang dilaporkan menewaskan 1.200 orang.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza pada 8 Desember mengumumkan 17.487 orang warga Palestina tewas akibat agresi Zionis di Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
(AFP/chri)