FAJAR.CO.ID, POLMAN – Di balik program beasiswa KIP-PIP yang seharusnya menjadi harapan bagi para siswa berprestasi di Polewali Mandar, tercium aroma politisasi yang mengaitkan nama besar klan Singkarru. Sebuah penelusuran baru-baru ini mengungkapkan bahwa keluarga Singkarru diduga menyelipkan kepentingan politik mereka melalui jalur beasiswa pemerintah pusat, membawa program mulia ini ke ranah kepentingan pribadi.
Awalnya, seorang staf di sebuah bank milik negara di Kecamatan Tinambung menceritakan bahwa seorang oknum guru di Polewali Mandar tampaknya terlibat. Siswa yang datang ke bank itu untuk mencairkan dana beasiswa diminta membawa dokumen persyaratan lengkap. Tapi ada satu syarat lain: sebuah kertas putih yang dihiasi gambar dua tokoh politik, Ratih Megasari Singkarru dan Andri Prayoga Singkarru.
Tak hanya sekadar gambar, kehadiran kertas itu diduga menjadi syarat yang menentukan. “Jika siswa tak menyertakan kertas bergambar tersebut, pihak bank tidak akan memproses berkas mereka,” ungkap sumber dari bank tersebut. Sebuah aturan tak tertulis yang segera membuat bank dan program beasiswa KIP-PIP menjadi arena politik terselubung, membuka lembar baru dari kontroversi kampanye di Pilkada.
Sosok di balik gambar, Ratih Megasari Singkarru dan Andri Prayoga Singkarru, bukanlah orang asing di dunia politik Polewali Mandar. Ratih menjabat sebagai Anggota DPR RI, sementara Andri menduduki kursi di DPD RI. Namun dugaan menyelipkan kepentingan ini bukan tanpa alasan – kedua politisi tersebut disebut mendukung penuh pasangan calon nomor 4, Dirga Adhi Putra Singkarru dan Iskandar Muda Baharuddin Lopa, di Pilkada Polman yang semakin memanas.