Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Agresi Israel di Jalur Gaza kini mulai intens menyasar wilayah selatan setelah menghancurkan wilayah utara.
Warga sipil pun saat ini diminta mengungsi ke sebuah bagian kota yang luasnya lebih kecil dari Bandara Heathrow, Inggris.
Dilansir dari Al Jazeera, militer Israel memaksa warga Palestina di Gaza untuk mengungsi ke bagian Kota Al-Mawasi di selatan daerah kantong itu. Mereka menetapkannya sebagai tempat yang aman dari serangan.
Perintah evakuasi ini sendiri dikeluarkan setelah Israel mengumumkan bakal mulai menyerbu Gaza selatan, terutama Kota Khan Younis. Militer Israel mengklaim para pemimpin Hamas berlindung di dalam kota tersebut.
Al-Mawasi adalah kota Badui pesisir yang kecil dan sempit dengan lebar sekitar 1 kilometer dan panjang 14 kilometer. Kota ini sebelumnya dikelilingi permukiman Israel, sampai eks Perdana Menteri Zionis Ariel Sharon membubarkan permukiman pada 2005 silam.
Menurut Israel, 6,5 kilometer persegi kota ini bisa menjadi tempat aman bagi warga sipil untuk berlindung dari serangan.
Area ini setara dengan setengah ukuran Bandara Heathrow London, yang dikunjungi 61 juta penumpang pada 2022 atau sekitar 167 ribu penumpang per hari.
Dengan kata lain, jika warga sipil berada di wilayah tersebut, kepadatan penduduknya akan lebih dari 20 kali lipat Heathrow, bahkan jika semua penumpang harian bandara hadir dalam satu waktu.
Seberapa aman Al-Mawasi?
Peningkatan serbuan Israel di Gaza selatan usai gencatan senjata berakhir Jumat (1/12) pekan lalu telah membuat zona aman bagi warga Gaza kian menipis.
Pasalnya, Kota Khan Younis yang kini diserang Israel, sebelumnya dianggap sebagai zona aman sehingga banyak warga dari utara berbondong-bondong mengevakuasi diri ke sana.
Masyarakat sipil pun sangsi bahwa masih ada zona aman di Gaza untuk mereka hidup di tengah bayang-bayang gempuran.
Para ahli juga menilai kawasan bagian dari Al-Mawasi itu terlalu kecil untuk menampung populasi yang jumlahnya jauh lebih besar.
Masalah kesehatan
Pakar hukum yang berbasis di Ramallah, Bushra Khalidi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Gaza saat ini “sudah kelebihan penduduk.”
Jumlah yang padat ini bisa memicu risiko kolera dan gastroenteritis menyebar dengan cepat di antara warga.
“Orang-orang tidak menjadi lebih baik karena kondisinya tidak memungkinkan mereka untuk menjadi lebih baik,” ucapnya.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menyebut rencana Israel menyediakan ruang aman bagi warga Gaza hanyalah resep untuk menciptakan bencana.
“Mencoba menjejalkan begitu banyak orang ke daerah sekecil itu dengan infrastruktur atau layanan yang begitu sedikit akan secara signifikan meningkatkan risiko kesehatan bagi orang-orang yang sudah berada di ‘tepi jurang’,” kata Tedros.
Apakah Al-Mawasi memadai?
Sebuah tim dari Sky News mengunjungi Al-Mawasi untuk menyelidiki situasi di sana.
Ketika tiba, mereka tidak menemukan pemetaan untuk tempat penampungan, seperti tenda atau dapur makanan. Daerah ini punya fasilitas kesehatan yang begitu mengenaskan.
(blq/bac)