Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Hindari Impulsive Buying, Kelola Keuanganmu dengan Wealth Management

Hindari Impulsive Buying, Kelola Keuanganmu dengan Wealth Management

Jakarta, CNN Indonesia

Pengelolaan keuangan yang baik merupakan hal yang penting dilakukan agar bisa merencanakan kemandirian finansial di masa depan.

Sayangnya, hal ini kerap terhambat oleh adanya perilaku impulsive buying atau belanja secara impulsif yang dilakukan sebagian orang.

Impulsive buying merupakan sebuah perilaku atau kebiasaan membeli barang tanpa direncanakan dan cenderung tidak dibutuhkan serta tidak memiliki manfaat tertentu. Hal itu karena perilaku ini lebih didasarkan pada emosi dan perasaan dibandingkan logika.

Seringkali individu yang terjebak pada situasi ini akan merasa kesempatan tersebut tidak akan datang di kemudian hari. Hal inilah yang mendorong mereka membeli barang hanya atas dasar keinginan dan bukan karena kebutuhan.

Padahal, perilaku impulsive buying atau belanja impulsif ini bisa membawa dampak negatif bagi pelakunya. Apabila kebiasaan ini dilakukan terus menerus, maka dapat menyebabkan hidup boros dan merugikan finansial.

Dampak Negatif Perilaku Impulsive Buying

Ada beberapa dampak negatif dari perilaku impulsive buying yang merugikan pelakunya. Berikut beberapa dampak negatifnya:

Tumpukan Barang Menggunung

Salah satu dampak yang akan terjadi karena perilaku impulsive buying atau belanja secara impulsif ini adalah menumpuknya barang yang tidak terpakai. Pada akhirnya, barang-barang yang dibeli pun akan terbuang percuma dan mubazir.

Hal ini lantaran barang-barang yang dibeli biasanya bukanlah barang yang memang sedang dibutuhkan, melainkan hanya karena tren semata. Barang-barang yang dibeli pun pada akhirnya hanya dipakai sekali dan tak akan digunakan lagi sehingga menumpuk.

Berisiko Terjebak Pinjaman

Jika dilakukan terus menerus, perilaku impulsive buying ini juga bisa membuat kondisi keuangan menipis. Bukan tidak mungkin, pelaku impulsive buying ini akan memilih jalan pintas dengan mengambil pinjaman.

Apalagi, saat ini ada berbagai layanan pinjaman yang ditawarkan dengan proses pengajuan yang sangat mudah. Jika tidak disikapi dengan baik, kemudahan ini bisa menjadi petaka bagi mereka yang gemar belanja secara impulsif. Para pelaku impulsive buying ini bisa terjerat pinjaman yang semakin hari semakin menumpuk.

Pentingnya Perencanaan Keuangan dan Hindari Impulsive Buying

Perilaku impulsive buying ini bisa merusak kesehatan finansial. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengatur perencanaan keuangan dan menghindari perilaku belanja secara impulsif ini.

Cobalah untuk memahami kembali apa itu keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Hal ini penting agar Anda bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan berbelanja.

Untuk mengatur keuangan, Anda bisa menggunakan skala prioritas dengan perbandingan alokasi dana 40 persen – 30 persen – 20 persen dan 10 persen.

• Dana 40 persen ini dapat dialokasikan untuk jenis kebutuhan rutin, akomodasi dan kebutuhan pokok lainnya.
• Kemudian, 30 persen dari dana Anda bisa dialokasikan untuk cicilan atau kredit dengan porsi kredit produktif harus lebih dari 15 persen.
• Selanjutnya 20 persen dari dana Anda bisa digunakan untuk proteksi dan investasi.
• Dan yang 10 persen sisanya dana dapat Anda gunakan untuk dana sosial atau bantuan lainnya.

Untuk porsi alokasi dana 20 persen yang digunakan untuk proteksi dan investasi, bisa Anda manfaatkan untuk investasi dengan memilih beberapa instrumen investasi yang ditawarkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI).

Sebagai salah satu lembaga keuangan tepercaya di Indonesia, BRI menghadirkan sejumlah instrumen investasi yang bisa menjadi solusi perencanaan keuangan masa depan Anda lewat Layanan Wealth Management BRI.

Layanan Wealth Management BRI untuk Kelola Finansial Masa Depan

Wealth Management BRI ini merupakan layanan perbankan yang dipersonalisasi untuk nasabah High Net Worth Individual (BRI Private) dan Mass Affluent (BRI Prioritas).

Melalui layanan ini, BRI menyediakan kemudahan dalam pengelolaan aset, termasuk konsultasi perencanaan keuangan dan investasi, proteksi, serta dana pensiun.

Berikut beberapa produk instrumen investasi yang tersedia dalam layanan Wealth Management BRI.

• Reksa Dana

Salah satu instrumen investasi yang tersedia pada layanan Wealth Management BRI adalah reksa dana. Reksa dana merupakan produk investasi yang dirancang untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI).

Beberapa jenis reksa dana yang tersedia antara lain reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana terproteksi, dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).

• Obligasi Ritel

Nasabah BRI Prioritas juga bisa memilih instrumen investasi berupa Obligasi Ritel atau ORI. Obligasi Ritel (ORI) yang tersedia dalam layanan ini adalah Obligasi Ritel seri ORI025-T3 dan ORI025-T6 yang memang merupakan seri terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kedua jenis Obligasi Ritel ini mulai dibuka penawarannya sejak 29 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024. Pembelian Obligasi Ritel melalui SBN bisa dilakukan di BRImo.

Sementara itu, untuk melakukan pembelian unit Reksa Dana, Anda bisa melakukannya di UKER APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) BRI.

Demikian informasi mengenai layanan Wealth Management BRI yang bisa Anda jadikan solusi dalam pengelolaan aset.

Berbagai instrumen investasi menjanjikan dan tepercaya pada layanan ini diharapkan dapat membuat Anda tergerak untuk menghindari impulsive buying dan mengalokasikan dana untuk merencanakan kemapanan finansial di masa depan.

Untuk itu Anda bisa mempercayakan alokasi investasi Anda kepada Layanan Wealth Management BRI.

(inh/inh)