Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

6 Jet-jet Tempur AS Serang Target-target Houthi di Yaman, Ada Tujuan Apa? Internasional

6
                    
                        Jet-jet Tempur AS Serang Target-target Houthi di Yaman, Ada Tujuan Apa?
                        Internasional

Jet-jet Tempur AS Serang Target-target Houthi di Yaman, Ada Tujuan Apa?
Penulis
SANA’A, KOMPAS.com –
Pentagon menyebut, jet-
jet tempur AS
telah melancarkan beberapa serangan di fasilitas penyimpanan senjata canggih
Houthi
di Yaman pada Sabtu (9/11/2024) malam waktu setempat.
Lantas, apa tujuannya? Menurut informasi yang diberikan Pentagon kepada Kantor berita
AFP,
fasilitas tersebut berisi berbagai senjata yang digunakan untuk menargetkan kapal-kapal militer dan sipil yang berlayar di perairan internasional di Laut Merah dan Teluk Aden.
Jaringan televisi
Al Masirah
yang dikelola Houthi juga telah melaporkan, bahwa ada tiga serangan dari Amerika dan Inggris yang menargetkan distrik Al Sabeen di selatan ibu kota Sana’a.
“Para saksi mata mengatakan mereka mendengar suara bising pesawat, disertai dengan ledakan-ledakan di beberapa bagian ibukota Sana’a,” ungkap
Al Masirah.
Amerika Serikat dan Inggris telah berulang kali menyerang target-target Houthi yang didukung Iran di Yaman sejak Januari lalu.
Mereka melakukannya sebagai tanggapan atas serangan-serangan yang dilakukan oleh kelompok tersebut terhadap pelayaran di Laut Merah dan Teluk Aden.
Houthi menegaskan, serangan-serangan tersebut, yang telah mengganggu lalu lintas maritim di jalur air yang penting secara global, menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel dan dimaksudkan untuk menunjukkan solidaritas kepada Palestina selama
perang Gaza
.
Serangan-serangan itu bagaimanapun telah sangat mengganggu rute Laut Merah yang membawa 12 persen perdagangan global.
Dalam lebih dari 100 serangan Houthi selama hampir satu tahun, empat pelaut telah terbunuh dan dua kapal tenggelam, sementara satu kapal dan awaknya masih ditahan sejak dibajak November lalu.
Serangan pada Sabtu terjadi tiga hari setelah pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengkritik presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, karena mendukung Israel.
Houthi mengatakan, kesepakatan normalisasi antara negara-negara Arab dan Israel yang ditengahi oleh Trump telah gagal untuk mengakhiri konflik Timur Tengah dan bahwa ia akan gagal lagi pada masa jabatan keduanya.
 
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.