Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Kemenhub Siapkan Alternatif Angkutan Laut untuk Lanjutkan Mobilitas di NTT

Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Kemenhub Siapkan Alternatif Angkutan Laut untuk Lanjutkan Mobilitas di NTT

Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan bahwa erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (10/11/2024) menyebabkan penghentian sementara operasional beberapa bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi.

Untuk mengatasi dampak tersebut, Kementerian Perhubungan bersama pemangku kepentingan terkait tengah mencari solusi alternatif guna mendukung angkutan orang dan barang, salah satunya melalui angkutan laut.

“Selama beberapa bandara dan penerbangan berhenti sementara, angkutan laut menjadi alternatif dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Budi Rahardjo, dalam keterangan resmi pada Senin (11/11/2024).

Budi menjelaskan bahwa hingga saat ini, pengoperasian bandara masih disesuaikan dengan situasi abu vulkanik erupsi. Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi kolom abu teramati sekitar ±1.500 meter di atas puncak gunung (±3.084 meter di atas permukaan laut), dengan arah angin yang mengarah ke utara. Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki ini terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 14,8 mm dan durasi sekitar 2 menit 15 detik.

Berdasarkan pengumuman Airnav Indonesia, terdapat beberapa bandara yang terdampak erupsi. Bandara yang masih beroperasi, antara lain Bandara Gewayantana Larantuka, Bandara Wunopito Lewoleba, Bandara Tambolaka, serta Waingapu. Sedangkan bandara yang tutup antara lain Bandara Internasional Komodo, Bandara Fransiskus Xaverius Seda, Bandara H. Hasan Ende, Bandara Soa, serta Bandara Frans Sales Lega.

Untuk mengatasi gangguan ini, selain angkutan laut, juga sedang dibahas alternatif lainnya, seperti penambahan frekuensi penerbangan di bandara yang tidak terdampak erupsi. KM Egon, yang sebelumnya melayani rute Waingapu-Lembar, telah melakukan penyesuaian rute menjadi Labuan Bajo-Lembar. Kapal yang dijadwalkan tiba di Pelabuhan Lembar pada Senin pukul 18.00 Wita tersebut akan mengangkut 100 wisatawan yang ada di Labuan Bajo.

Kapal RoRo Dharma Lautan yang bersandar di Labuan Bajo pada 11 dan 12 November 2024 akan diberikan dispensasi jumlah penumpang, disesuaikan dengan jumlah alat keselamatan yang tersedia. Selain itu, kapal cepat juga dikerahkan melayani rute Labuan Bajo-Sape, yang akan diarahkan menuju Bandara Bima atau Lembar yang tidak terdampak erupsi.

Untuk memperkuat koordinasi dan komunikasi selama evakuasi, Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Surabaya diminta untuk memberangkatkan kapal patroli KNP Chundamani menuju Bali, dengan estimasi perjalanan selama 30 jam menuju Labuan Bajo.

Sebagai langkah pengamanan tambahan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo juga membuka Posko Kesiapan Transportasi Laut di terminal penumpang dan mengeluarkan Notice to Marine (NTM) Keselamatan serta melakukan siaran informasi melalui stasiun radio pantai (SROP) setiap 4 jam untuk memastikan kelancaran transportasi laut di wilayah terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki..