Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Ramai Kasus Data Bocor, Segera Update Google Chrome Anda

Ramai Kasus Data Bocor, Segera Update Google Chrome Anda

Jakarta, CNN Indonesia

Rentetan kasus dugaan kebocoran data belakangan terjadi, di antaranya bocor data pengguna TikTok hingga Samsung. Menyikapi hal itu, Google pun mengimbau pengguna internet memperbarui (update) Google Chrome mereka. 

Pengguna Google Chrome di Windows, Mac, dan Linux perlu memasang update peramban untuk melindungi diri mereka dari kerentanan keamanan serius yang dieksploitasi secara aktif oleh peretas.

“Google mengetahui laporan bahwa eksploitasi untuk CVE-2022-3075 ada di alam liar,” kata perusahaan dalam unggahan di blog resmi, Jumat (2/9).

Perusahaan belum merilis banyak informasi tentang sifat bug. Namun diduga bug itu berkaitan dengan validasi data yang tak mencukupi (insufficient data validation) dalam Mojo.

Itu merupakan koleksi runtime libraries yang digunakan oleh Chromium, sebuah basis kode yang menjadi dasar bangunan Google Chrome.

“Akses ke detail bug dan tautan dapat dibatasi hingga sebagian besar pengguna diperbarui dengan perbaikan,”kata perusahaan.

Dengan merahasiakan detail tersebut, Google dianggap bisa mempersulit peretas mengetahui cara mengeksploitasi kerentanan sebelum pembaruan, agar menutup peluang serangan.

Versi Google Chrome termutakhir itu akan memperbarui versi lawas 105.0.5195.102 untuk Windows, Mac, dan Linux.

Untuk memastikan Anda menggunakan versi terbaru, klik ikon dengan tiga titik di sudut kanan atas browser Anda, menurut laporan The Verge.

Kemudian pergilah ke “Bantuan,” kemudian “Tentang Google Chrome” akan mengarahkan Anda ke halaman yang memberi tahu status pembaruan Google Chrome yang digunakan.

Pembaruan ini datang hanya beberapa hari setelah Google merilis Chrome versi 105 pada 30 Agustus. Update itu datang dengan 24 perbaikan keamanan, namun ternyata itu masih belum cukup.

Ini adalah kerentanan zero-day keenam yang dihadapi Chrome sepanjang tahun. Kerentanan terakhir yang dieksploitasi secara aktif baru saja ditandai pada pertengahan Agustus menurut laporan BleepingComputer.

Seperti diketahui, kasus kebocoran data belakangan ini marak terjadi. Beberapa waktu lalu, Samsung Amerika Serikat terpaksa meminta maaf lantaran data-data penggunanya bocor.

Selanjutnya, kelompok peretas bernama ‘AgainstTheWest’ mengklaim telah meretas data penggunaTikTok. Ia mengaku memiliki 2,05 miliar catatan dalam basis data berukuran 705GB, yang berisi data pengguna, statistik platform, kode perangkat lunak, cookie, token auth, info server, dan masih banyak lagi.

(can/lth)