Guru agama itu mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, yang sangat luar biasa, utamanya dalam pembentukan pembinaan generasi muda dan keluarga masyarakatJakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mengajak guru agama menanamkan nilai akhlak yang mulia (akhlakul karimah) dalam mengajar sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan.
“Guru agama itu mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, yang sangat luar biasa, utamanya dalam pembentukan pembinaan generasi muda dan keluarga masyarakat,” kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Pemkot Jakarta Selatan Khabib Asy’ari di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Imam Besar Masjid Nabawi bersilaturahim ke Kantor Pusat PBNU Jakarta
Khabib menyampaikan tersebut dalam pembukaan Program Motivasi dan Pengajaran Guru Pendidikan Agama Islam Daerah Khusus Jakarta yang dihadiri sebanyak 100 guru agama Islam dari seluruh Jakarta dari tingkat pendidikan SD hingga SMA.
Ia berharap kegiatan itu bisa mendorong peningkatan nilai-nilai adat dan sikap, serta menambah pengetahuan para pendidik. Ia juga mengingatkan para guru untuk meresapi jargon “mengajar dengan hati dan jiwa” agar sungguh-sungguh dalam melayani dan mengantarkan ilmu.
Program motivasi dan pengajaran guru Pendidikan Agama Islam Daerah Khusus Jakarta ini merupakan hasil kerja sama dari Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Ulama (MUI) Jakarta Selatan bersama dengan Kahfi BBC Motivator School.
Baca juga: PPIJ gelar Islamic Education Fair guna kuatkan pendidikan agama
Mengangkat tema “Motivasi Pola Pikir dan Public Speaking”, acara ini menghadirkan Kepala Dewan Pendidikan Jakarta Selatan Tubagus Wahyudi sebagai pembicara utama.
Wahyudi menjelaskan guru perlu didukung untuk bisa terus semangat mengajar dengan ikhlas, tidak hanya berorientasi mencari uang semata.
“(Program) ini juga merupakan langkah preventif, langkah dukungan untuk memberi motivasi agar guru itu secara hakiki punya semangat. Tidak hanya berorientasi bahwa menjadi guru itu mencari uang, tetapi bagaimana menjadi guru itu betul-betul ikhlas,” imbuhnya.
Wahyudi menilai guru Pendidikan Agama Islam bukan sekadar pengajar yang memberikan ilmu materi, tetapi harus menjadi panutan bagi murid-murid.
Baca juga: Heru ajak warga Jakarta ciptakan kerukunan umat beragama
Dengan demikian, murid-murid tidak hanya menganggap pendidikan agama sebagai hal yang dipelajari untuk menjawab ujian, tetapi memahami dan memakainya sebagai jiwa dalam kehidupan sehari-hari.
Dia juga mengaku salut melihat beberapa sekolah yang guru agamanya kreatif, bisa membuat aktivitas di luar kurikulum yang diberikan untuk murni mengajar tanpa ada maksud lainnya.
“Itu harus kita hargai kreativitas mereka, karena guru-guru seperti itu yang kita harapkan bisa menghiasi warna pendidikan Islam di Jakarta Selatan,” katanya.
Pewarta: Ade irma Junida/Yamsyina Hawnan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024