Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta telah merampungkan persidangan kasus pemerasan di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan) dengan terdakwa mantan Menteri Syahrul Yasin Limpo (SYL) dkk, Kamis (11/7).
Pembacaan vonis berlangsung sekitar 3,5 jam. CNNIndonesia.com merangkum poin-poin dalam putusan kasus tersebut sebagaimana berikut:
SYL divonis 10 tahun
Majelis hakim yang dipimpin oleh Rianto Adam Pontoh, Fahzal Hendri dan Ida Ayu menjatuhkan vonis 10 tahun penjara dan denda sebesar Rp300 juta subsider empat bulan kurungan kepada SYL.
Selain itu, hakim juga menjatuhkan pidana tambahan kepada SYL berupa kewajiban membayar uang pengganti sebesar Rp14.147.144.786 dan US$30 ribu subsider dua tahun penjara.
Vonis ini lebih ringan daripada tuntutan jaksa KPK yang ingin SYL dihukum dengan pidana 12 tahun penjara dan denda sebesar Rp500 juta subsider enam bulan kurungan ditambah uang pengganti sejumlah Rp44.269.777.204 dan US$30 ribu subsider empat tahun penjara.
Dua mantan anak buah SYL divonis 4 tahun
Sementara itu, Direktur Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Kementan nonaktif Muhammad Hatta dan Sekretaris Jenderal Kementan nonaktif Kasdi Subagyono divonis dengan pidana empat tahun penjara dan denda Rp200 juta subsider dua bulan kurungan.
Vonis tersebut juga lebih ringan daripada tuntutan jaksa KPK yang ingin Hatta dan Kasdi dihukum dengan pidana 6 tahun penjara dan denda sebesar Rp250 juta subsider tiga bulan kurungan.
Keluarga SYL nikmati uang pemerasan
Majelis hakim menyatakan SYL telah terbukti menyalahgunakan kekuasaan untuk menguntungkan diri sendiri, keluarga dan koleganya. Setidaknya uang dari hasil pemerasan yang dinikmati mereka sejumlah Rp14 miliar dan US$30 ribu.
“Terdakwa Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian RI dengan maksud menguntungkan diri sendiri dan keluarganya secara memaksa memberikan uang dan pembayaran keperluan terdakwa dan keluarga terdakwa senilai Rp14.147.144.786 dan US$30 ribu sebagaimana telah dipertimbangkan di atas,” kata hakim anggota Fahzal Hendri.
Hal memberatkan dan meringankan
Dalam menjatuhkan putusan tersebut, majelis hakim mempertimbangkan sejumlah hal yang memberatkan dan meringankan.
Teruntuk SYL, hal memberatkan ialah terdakwa dan keluarga terdakwa serta kolega terdakwa telah menikmati hasil tindak pidana korupsi. SYL berbelit-belit dalam memberikan keterangan. Selaku Menteri Pertanian, SYL tidak memberikan teladan yang baik.
Selain itu, SYL tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme.
Sedangkan hal meringankan adalah SYL sudah berusia lanjut, berumur 69 tahun dan belum pernah dihukum. SYL selaku Menteri Pertanian dinilai telah memberikan kontribusi positif terhadap negara dalam penanganan krisis pangan pada saat pandemi Covid-19 yang lalu.
“Terdakwa banyak mendapat penghargaan dari pemerintah RI atas hasil kerjanya. Sepanjang pengamatan majelis hakim, terdakwa bersikap sopan selama persidangan. Terdakwa dan keluarga terdakwa telah mengembalikan sebagian uang dan barang dari hasil tindak pidana korupsi terdakwa,” ucap hakim.
Sedangkan teruntuk Hatta dan Kasdi, keadaan memberatkan yaitu para terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme.
Keadaan meringankan yaitu para terdakwa belum pernah dihukum. Sepanjang pengamatan majelis hakim, para terdakwa bersikap sopan selama pemeriksaan di persidangan. Para terdakwa tidak menikmati hasil tindak pidana korupsi secara materi serta mengakui dan menyesali perbuatannya.
Pikir-pikir
Vonis terhadap SYL dkk belum memperoleh kekuatan hukum tetap atau inkrah. Baik SYL, Hatta, maupun Kasdi menyatakan bakal memanfaatkan waktu selama tujuh hari untuk pikir-pikir banding. Keputusan serupa juga disampaikan tim jaksa KPK.
Uang dirampas untuk negara
Sebagai bagian untuk membayar uang pengganti, majelis hakim memutuskan aliran uang yang ada di dalam kasus pemerasan dirampas untuk negara. Satu di antaranya adalah uang yang disita KPK dari rumah dinas menteri di Jalan Widya Chandra, Jakarta.
Berikut daftar lengkap aliran uang yang diputuskan dirampas untuk negara:
1. Uang Rp820 juta yang disetor Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni, 8 Desember 2023, ke rekening penampungan KPK. Uang tersebut diberikan SYL kepada Partai NasDem dalam rangka pendaftaran Bacaleg 2023, bersumber dari pengumpulan pejabat eselon I Kementan.
2. Uang Rp40 juta yang disetor Fraksi NasDem, dana kemanusiaan, 7 Maret 2024. Uang diberikan SYL kepada Fraksi NasDem dalam rangka pendaftaran Bacaleg 2023 bersumber dari pejabat eselon I Kementan.
3. Uang Rp20 juta disetor penyanyi Nayunda Nabila Nizrinah pada 11 Desember 2023.
4. Uang Rp20 juta disetor Nayunda Nabila Nizrinah pada 13 Mei 2024.
5. Uang Rp30 juta disetor Nayunda Nabila Nizrinah pada 21 Mei 2024 ke rekening penampungan KPK.
“Nomor urut 3 sampai 5 merupakan uang yang diterima Nayunda dari Syahrul Yasin Limpo yang bersumber dari pengumpulan eselon I Kementan,” kata hakim.
6. Uang Rp253 juta yang disetor oleh Kemal Redindo Syahrul pada 25 Juni 2024, merupakan uang yang diperoleh keluarga SYL dari pejabat eselon I Kementan RI.
7. Uang Rp293.295.000 yang disetor Indira Chunda Thita S pada 25 Juni 2024, merupakan uang yang diperoleh keluarga SYL dari pejabat eselon I Kementan RI.
Buka blokir rekening
Majelis hakim memerintahkan jaksa KPK untuk membuka blokir rekening milik Hatta. Keputusan itu diberikan karena Hatta tidak menikmati secara materi uang hasil pemerasan.
Selain itu, majelis hakim meminta jaksa untuk mengembalikan uang pribadi Hatta senilai Rp400 juta yang disita. Uang itu juga disebut tidak berkaitan dengan kasus pemerasan.
Ricuh
Setelah pembacaan putusan rampung dilakukan, suasana di lantai satu Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat menjadi ricuh. Terjadi aksi saling dorong yang membuat pagar pembatas ruang sidang Hatta Ali copot.
Kericuhan kembali terjadi saat SYL yang dikawal polisi dan kerumunan pendukungnya hendak meninggalkan ruang sidang. Saat itu terjadi saling dorong antara pendukung SYL, para wartawan, hingga petugas keamanan.
Para wartawan yang telah mengambil tempat di depan ruang sidang untuk sesi doorstop terdorong oleh pendukung SYL.
Kemudian, para wartawan berusaha mempertahankan tempat, sementara para pendukung SYL terus mendorong. Para wartawan mengeluhkan peralatan kerja yang rusak akibat insiden tersebut.
Beberapa saat kemudian, SYL dibawa kembali masuk ke dalam ruang sidang oleh petugas. Tak lama berselang, mantan Politikus Partai NasDem itu dibawa keluar melalui pintu samping ruang sidang.
(ryn/fra)
[Gambas:Video CNN]