Liputan6.com, Jakarta – Literasi merupakan kunci kemajuan sebuah bangsa. Dengan banyaknya akses terhadap bahan bacaan yang berkualitas akan mendorong masyarakat untuk lebih kritis, kreatif, dan berdaya saing di era global.
Hal tersebut disampaikan anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah pada kegiatan Sosialisasi Kegemaran Membaca di Kabupaten Garut, Jumat (8/11/2024).
“Maka, upaya berkelanjutan dalam mengembangkan akses literasi yang merata penting sebagai modal dasar membentuk masyarakat yang cerdas,”ujarnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Garut, Totong, mengiyakan yang disampaikan Ferdiansyah. Totong berharap Garut dapat menjadi percontohan daerah yang sukses dalam mengimplementasikan program literasi yang kuat dan berkelanjutan.
“Kita terus berkomitmen mendukung pengembangan budaya literasi agar tercipta generasi literat di Garut,” Totong menekankan.
Garut memang memiliki sejarah literasi. Pegiat literasi Budi Suhardiman mengungkapkan tokoh-tokoh, seperti Rd. H. Mohamad Musa dan Rd. Ayu Lasiminingrat yang dikenal sebagai pihak yang berkontribusi besar terhadap dunia literasi.
Praktik baik membangun budaya literasi siswa di satuan pendidikan telah dicontohkan SMPN 6 Garut. Mereka secara aktif menyusun berbagai kegiatan keliterasian seperti membaca bersama, perbaikan perpustakaan, penerbitan majalah internal, bedah novel karya siswa, workshop kepenulisan, hingga pemilihan Raja dan Ratu Baca menjadi bukti gerakan literasi di satuan pendidikan. Hasilnya, terjadi peningkatan yang signifikan dalam skor literasi, numerasi, karakter, dan lingkungan sekolah.
“Semua elemen mulai dari guru, siswa hingga kepala sekolah ikut terlibat menciptakan iklim literasi. Dan terbukti, literasi telah menjadi kekuatan yang turut memajukan pendidikan,” ungkap Budi.
Di era global saat ini, perpustakaan punya dinamika tantangan yang berbeda. Kehadiran dunia digital mau tidak mau mengubah cara perpustakaan dalam menarik kunjungan masyarakat ke perpustakaan.
“Perpustakaan harus adaptif memahami perubahan yang terjadi. Upaya yang kami lakukan adalah dengan mengembangkan ruang kolaboras dan aktivitas inklusi sosial di perpustakaan yang diharapkan mampu memberdayakan masyarakat,” jelas Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan Kabupaten Garut Evin Zulfikar Malik.
Aktivitas transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang dikembangkan di Garut umumnya berupa pelatihan kerajinan tangan, peternakan domba, dan gerakan literasi bagi guru. Kesemuanya bertujuan untuk memberdayakan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.