Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Masuk Musim Penghujan, Sejumlah TItik di Magelang Masih Kekurangan Air Bersih Regional 7 November 2024

Masuk Musim Penghujan, Sejumlah TItik di Magelang Masih Kekurangan Air Bersih
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 November 2024

Masuk Musim Hujan, Sejumlah TItik di Magelang Masih Kekurangan Air Bersih
Tim Redaksi
MAGELANG, KOMPAS.com
– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Magelang
, Jawa Tengah, masih melakukan distribusi air meski hujan telah mengguyur Bumi Panca Arga ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang M Mansur Wachdani mengatakan, kekurangan air bersih disebabkan, antara lain, sumur warga yang biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air masih kering atau defisit.
Ada pula sebab lain yakni kualitas air yang tersisa tidak layak konsumsi. Itu tampak dari warnanya yang kekuningan.
“Hujan belum berdampak (untuk memenuhi kebutuhan air),” ujarnya kepada
Kompas.com
di kantornya, Kamis (7/11/2024).
Tahun ini, BPBD Kabupaten Magelang mendistribusikan air sejak 31 Juni. Hingga Selasa (5/11/2024), lembaga ini telah menyalurkan 320.000 liter air untuk 11 desa di enam kecamatan.

Kecamatan yang menjadi sasaran meliputi Borobudur, Pakis, Tegalrejo, Salaman, dan Tempuran.
Wachdani mengimbau, warga untuk menampung air hujan dengan sumur, tandon, atau penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat
musim hujan
dan digunakan saat musim kemarau mendatang.
Diwartakan sebelumnya, Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan menyampaikan, sepanjang Agustus sampai awal Oktober 2024, data BMKG menunjukkan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah cenderung mendingin dan hampir menyentuh batas La Nina.
La Nina adalah fenomena iklim yang menyebabkan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik lebih dingin dari biasanya. Hal tersebut menyebabkan intensitas hujan meningkat.
Sejak Oktober 2024, suhu permukaan laut tersebut diprediksi terus mendingin dan dapat bertahan hingga awal 2025.
“Fenomena La Nina terjadi di Samudra Pasifik, tapi akan berdampak secara global, termasuk di Indonesia,” ungkap Ardhasena, seperti dikutip
Kompas.com
(18/10/2024).
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.