Supian-Chandra Tawarkan 4 Solusi untuk Atasi Permasalahan Sampah di Depok
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Calon Wali Kota (Walkot)
Depok
,
Supian Suri
, menyoroti persoalan sampah di daerah yang semakin kompleks.
Sejumlah solusi ia tawarkan untuk mengatasi masalah ini, termasuk menjanjikan hasil ekonomi sirkuler.
“Masalah sampah ini sudah sangat
urgent
,” tegas Supian melalui siaran persnya, Selasa (5/11/2024).
Setiap hari, sebut Supian, Kota Depok menghasilkan sekitar 1.200 ton sampah. Sementara itu, tempat pembuangan akhir (
TPA
) di Cipayung sudah kelebihan beban.
“Kita tidak bisa pakai pola (pengolahan sampah) yang sama. Kita harus pakai beragam cara, termasuk menggunakan teknologi,” ujar Supian.
Demi mendapatkan solusi
permasalahan sampah
di Kota Depok, Supian sampai bertandang ke Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Di sana, dia melihat langsung cara pengolahan yang pada akhirnya mampu mengubah sampah menjadi dana segar.
“Di Banyumas, mereka punya slogan, Sumpah Beruang, yaitu Sulap Sampah Berubah Menjadi Uang,” tutur Supian.
Saat ini, kata Suaian, program di Banyumas tersebut telah menghasilkan pendapatan sekitar Rp 30 juta per bulan untuk tiap rukun warga (RW) yang terlibat dalam pola pengolahan sampah melalui “Sumpah Beruang” dengan kapasitas sampah harian 400 ton.
“Kita masih punya potensi besar untuk pengelolaan sampah bila dilakukan dengan tepat dan memanfaatkan teknologi,” tegas dia.
Supian yang di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok 2024 berpasangan dengan Chandra Rahmansyah berkomitmen mengurangi volume sampah di TPA Cipayung.
Pasangan ini menilai, mengurangi volume sampah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup warga Kota Depok.
Dalam visi-misinya,
Supian-Chandra
menekankan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat, sebagai fondasi untuk kesejahteraan warga Kota Depok.
Supian-Chandra berkeyakinan, ketika Depok menjadi kota yang lebih bersih dan sehat, daya saingnya pun bakal meningkat.
Supian menyatakan, sampah, ketika dimanfaatkan dengan tepat dapat menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi.
“Melalui program ekonomi sirkuler, kami berharap dapat mengubah sampah menjadi produk yang bernilai, seperti pupuk kompos dan energi alternatif,” sebut dia.
Dengan membangun industri pengolahan sampah, lanjut Supian, dia dan Chandra ingin mengembangkan pula peluang bisnis berbasis usaha yang sekaligus dapat membuka lapangan kerja bagi warga Kota Depok.
“Ekonomi Sirkuler tidak hanya mengurangi sampah tetapi juga memberikan peluang pendapatan tambahan bagi masyarakat,” tegas Supian.
Supian berjanji, pelaksanaan program Ekonomi Sirkuler akan melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Depok yang berkecimpung di bidang sampah.
Pelibatan mereka diperlukan agar mereka dapat menghasilkan produk yang bisa dipasarkan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor.
Dari beragam referensi bahkan pengalaman melihat langsung cara pengolahan sampah itu, Supian menawarkan sejumlah solusi paripurna bagi warga Depok untuk mengatasi persoalan sampah, seperti berikut ini:
1. Infrastruktur pengolahan sampah terpadu
Bersama Chandra Rahmansyah yang menjadi calon pasangannnya di Pilkada Depok 2024, Supian berencana membangun infrastruktur sampah terpadu dari hulu ke hilir.
“Ini melibatkan penyediaan fasilitas pengelolaan sampah organik di tiap kecamatan dan penggunaan
incinerator
ramah lingkungan untuk sampah anorganik,” sebut Supian.
Dia menambahkan,
incinerator
akan meminimalkan sampah yang masuk ke TPA sekaligus mengurangi risiko polusi yang timbul ketika sampah ditangani dengan pembakaran terbuka.
2. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat
Menurut Supian, pengelolaan sampah yang paripurna haruslah melibatkan masyarakat sejak awal. Dia dan pasangannya pun akan fokus pada gerakan
reduce
,
reuse
, dan
recycle (3R)
yang melibatkan masyarakat untuk memilah sampah masing-masing.
“Gerakan ini akan diperkuat dengan pelatihan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah dan mendukung operasional bank sampah,” tegas Supian.
Supian berharap pula, gerakan ini akan memperkokoh kolaborasi dengan kelompok masyarakat, baik yang sudah aktif menangani sampah maupun yang akan terbentuk nanti, dalam membangun kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah.
3. TPA sampah organik dan industri pengolahan sampah
Supian menuturkan, berdasarkan data bahwa 50 persen sampah di Kota Depok adalah sampah organik.
“(Karenanya), untuk sampah jenis ini, kami berencana membangun TPA khusus sampah organik,” tegas dia.
TPA khusus ini, terang Supian, akan berfungsi mengolah sampah organik menjadi kompos atau pakan ternak.
“(Misal), dengan teknologi maggot yang saat ini mulai populer sebagai solusi pengolahan sampah organik yang ramah lingkungan,” ungkap Supian.
4. Optimalisasi infrastruktur
Dalam misinya, Supian-Chandra juga akan mengalokasikan anggaran untuk peningkatan infrastruktur layanan kebersihan kota, termasuk penambahan kontainer dan gerobak sampah serta penyediaan armada pengangkutan yang lebih memadai.
“Dengan penambahan ini, diharapkan cakupan layanan persampahan dapat meningkat hingga ke kawasan yang sebelumnya belum terlayani,” kata Supian.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.