Jakarta, Beritasatu.com – Ahli hubungan internasional Synergy Policies Dinna Prapto Raharja menilai, siapa pun pemenang pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) akan menekan mitra dagang Indonesia, yaitu China. Terlebih bagi perwakilan dari Partai Republik, yakni Donald Trump yang akan memicu perang dagang (tradewar).
“Saat ini investasi dari China juga sangat signifikan untuk berbagai program, termasuk untuk program climate change alias transisi ke penggunaan teknologi-teknologi yang lebih ramah lingkungan,” ujar Dinna Prapto Raharja dalam program Breaking News BTV, Rabu (6/11/2024).
Namun, di sisi lain, lanjut Dinna, pemerintah punya skema kerja sama yang komprehensif dengan AS, baik dari urusan pertahanan keamanan, ekonomi dan sosial budaya termasuk beasiswa, termasuk soal transisi energi,
“Namun, masalah, yakni duitnya itu tipis sebenarnya,” tutur dia.
Dengan situasi AS terkini, isu ekonomi menjadi suatu hal yang terpenting lantaran mereka ingin mengembalikan kejayaannya atau setidaknya agar tidak diremehkan oleh negara lain yang dianggap kompetitor.
Oleh sebab itu, kedua kandidat dari Pilpres AS 2024 ini akan cenderung menekan negara-negara pesaing yang juga menjadi mitra besar Indonesia.
“Artinya, Indonesia juga harus lihai, cerdik betul, dan lincah untuk memastikan bahwa di satu sisi, kita sudah punya akses kepada China untuk bekerja sama secara ekonomi dan berbagai kerja sama, seperti teknologi. Bahkan, beasiswa kita banyak berasal dari China,” beber Dinna.
Namun, di sisi lain Indonesia juga harus menjaga hubungan bilateral dengan AS . Menurut Dinna, pendekatan personal menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan supaya para pemimpin bisa berbicara hati ke hari bukan sekadar di forum. Pasalnya, jika diskusi tersebut dilakukan di forum, maka Indonesia akan sama saja dengan negara-negara lain.
“Padahal comprehensive partnership yang dibangun Presiden Joko Widodo pada 2023 itu maksudnya untuk menunjukkan Indonesia ini niat dan Amerika tidak bisa menyepelekan Indonesia sebagai mitra untuk membuat stabil kawasan. Oleh karena itu Indonesia aktif di ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP),” jelasnya.