Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perdagangan Turki Omer Bolat telah mengonfirmasi bahwa sistem bea cukai Turki sepenuhnya ditutup untuk perdagangan dengan Israel. Hal ini terjadi setelah beredar klaim yang menunjukkan bahwa hubungan dagang antara Turki dan Israel masih berlangsung.
Laporan Kantor Berita Ma’an, seperti dikutip Middle East Monitor pada Selasa (5/11/2024), menyebut Bolat menekankan bahwa Ankara akan terus memenuhi kebutuhan rakyat Palestina dan mendukung tujuan mereka secara ekonomi.
Bolat menglarifikasi bahwa pada 2 Mei, pemerintah Turki memutuskan untuk menangguhkan semua kegiatan ekspor dan impor dengan Israel hingga gencatan senjata permanen diumumkan dan bantuan kemanusiaan diizinkan mengalir tanpa gangguan ke Gaza.
Ia menambahkan bahwa tidak ada deklarasi bea cukai untuk ekspor atau impor antara Turki dan Israel yang telah didaftarkan sejak tanggal tersebut, dan tidak ada pengiriman yang dilakukan ke kedua arah.
Menurut Bolat, berdasarkan perjanjian dengan Kementerian Ekonomi Nasional Palestina, ekspor diizinkan hanya jika barang tersebut ditujukan untuk penerima Palestina dengan importir Palestina, dan hanya setelah konfirmasi resmi dari kementerian bahwa produk tersebut akan digunakan secara eksklusif di Palestina.
Bolat mencatat bahwa sekitar 25% kebutuhan Palestina dipasok oleh Turki, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sebagai informasi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara konsisten mengeluarkan retorika yang kuat selama perang Israel di Gaza. Selain pernyataan, Turki juga melakukan sejumlah tindakan “sanksi” ke Tel Aviv.
Pada April, Turki membatasi beberapa ekspor ke Israel. Pada Mei, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel sepenuhnya. Israel sendiri mengatakan akan membatalkan perjanjian perdagangan bebas negara itu dengan Turki sebagai balasan.
(luc/luc)