Jakarta, CNN Indonesia —
Tesla (TSLA) kehilangan nilai pasar sekitar US$80 miliar atau Rp1.266,07 triliun (asumsi kurs Rp15.826 per dolar AS) akibat saham anjlok lebih dari 12 persen pada perdagangan, Kamis (25/1).
Mengutip Reuters, Jumat (26/1), kondisi ini dikarenakan Pendiri Tesla Elon Musk mengungkapkan bahwa penjualan akan melambat pada tahun ini, meskipun harga mobilnya telah dipangkas lebih murah dari sebelumnya.
Pada Rabu (24/1), Musk berkomentar pertumbuhan akan sangat lebih rendah karena Tesla berfokus pada kendaraan listrik generasi berikutnya yang lebih murah dan akan dibuat di pabrik di Texas pada paruh kedua 2025. Mobil generasi baru ini diperkirakan akan memicu lonjakan pengiriman berikutnya.
Namun dia mengatakan peningkatan produksi model baru akan menjadi tantangan karena melibatkan teknologi mutakhir.
Saham Tesla mengalami persentase kerugian intraday paling tajam dalam lebih dari setahun, dengan nilai pasar sebesar US$80 miliar hilang. Hal ini membuat kapitalisasi pasarnya pada bulan tersebut menjadi sekitar US$210 miliar.
“Berita utama Tesla pada dasarnya berubah dari buruk menjadi lebih buruk,” kata analis TD Cowen. Ia juga mencatat bahwa pendapatan dan laba kuartal keempat Tesla akan di bawah ekspektasi.
Saham pembuat EV lainnya juga turun, dengan Rivian Automotive Inc (RIVN.O), Lucid Group (LCID.O) dan Fisker (FSR.N) turun antara 4,7 persen dan 8,8 persen.
Industri kendaraan listrik telah bergulat dengan perlambatan permintaan selama lebih dari setahun dan pemotongan harga oleh Tesla kemungkinan akan memperburuk tekanan pada perusahaan rintisan dan produsen mobil seperti Ford (F.N).
Beberapa analis mengatakan jika penjualan dan margin Tesla semakin melemah ia akan masuk kelompok mobil pada umumnya.
“Tesla semakin terlihat seperti perusahaan otomotif tradisional,” kata Analis Bernstein, Toni Sacconaghi.
(ldy/agt)