Jakarta, CNBC Indonesia – Pasukan Ukraina dilaporkan terlibat pertempuran dengan tentara Korea Utara di Oblast Kursk, Rusia, dalam pertempuran pertama yang melibatkan pasukan dari Asia tersebut.
Hal ini terungkap dari unggahan di Telegram pada Senin (4/11/2024) oleh kepala Pusat Pemberantasan Disinformasi Ukraina, Andriy Kovalenko.
Berdasarkan laporan intelijen militer Ukraina minggu lalu, sekitar 12.000 tentara Korea Utara, termasuk 500 perwira dan tiga jenderal, telah dikerahkan ke Rusia, dengan beberapa unit sudah berada di wilayah Kursk.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa ia telah memberi tahu Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, bahwa sekitar 3.000 pejuang Korea Utara saat ini berada di “pusat pelatihan Rusia di dekat zona perang.”
Pekan lalu, Amerika Serikat juga melaporkan bahwa sekitar 8.000 tentara Korea Utara telah ditempatkan di perbatasan dengan Ukraina. Pada Rabu, badan intelijen militer Korea Selatan mengonfirmasi bahwa satu unit awal dari pasukan Korea Utara kemungkinan telah dikirim ke garis depan untuk mendukung upaya perang Rusia melawan Ukraina.
Kementerian Pertahanan Inggris pada Minggu juga menekankan potensi masalah yang mungkin dihadapi tentara Rusia dan Korea Utara di garis depan, terutama terkait dengan perbedaan budaya dan doktrin perang.
“Pasukan Rusia dan DPRK hampir pasti akan menghadapi kesulitan interoperabilitas karena tidak pernah melaksanakan latihan militer bersama sebelumnya,” katanya, dilansir Newsweek.
Seorang ahli dari Brookings Institution, Andrew Yeo, juga menambahkan bahwa perbedaan bahasa, budaya, pelatihan, dan doktrin peperangan antara pasukan Rusia dan Korea Utara dapat mengurangi efektivitas mereka di garis depan.
Menurut Yeo, tentara Korea Utara memang telah menjalani pelatihan di fasilitas militer Rusia di Timur Jauh, tetapi tantangan-tantangan tersebut akan tetap menjadi hambatan sampai mereka dapat berintegrasi lebih baik dengan unit-unit Rusia.
Selain itu, Badan Intelijen Pertahanan Korea Selatan memperingatkan bahwa tentara Korea Utara akan menghadapi kesulitan di medan yang tidak dikenal serta metode peperangan yang berbeda, terutama karena mereka tidak diperlengkapi atau dilatih untuk menghadapi pertempuran yang melibatkan drone, yang banyak digunakan dalam konflik saat ini di Ukraina.
(luc/luc)