Petani Badui menanggung kencur di atas pundak hasil panen untuk dijual ke penampung yang ada di sekitar perbatasan permukiman Badui di Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak.ANTARA/Mansyur
Petani Badui panen kencur tumbuhkan ekonomi
Dalam Negeri
Novelia Tri Ananda
Minggu, 03 November 2024 – 14:23 WIB
Elshinta.com – Sejumlah petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten panen kencur sehingga dapat menumbuhkan ekonomi di daerah itu.
“Kami hari ini menjual kencur ke pengepul sebanyak 100 kilogram dengan harga Rp17 ribu/kilogram, sehingga total menghasilkan pendapatan Rp1,7 juta,” kata Ardi (50), seorang petani Badui di Kampung Ciranji Desa Kanekes Kabupaten Lebak, Minggu.
Panen kencur miliknya pada November 2024 itu diperkirakan menghasilkan produksi 300 kilogram dari lahan seluas 5.000 meter persegi. Saat ini, belum semua tanaman kencur yang usianya 10 bulan itu belum dipanen dan kemungkinan pertengahan November 2024 sisanya 200 kilogram.
“Kami merasa terbantu ekonomi keluarga dengan musim panen kencur itu,” katanya.
Begitu juga petani Badui lainnya, Sara mengatakan, dirinya kini memasuki musim panen kencur sehingga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat. Sebagian besar petani Badui menanam kencur itu dengan pola sistem tumpang sari bersama tanaman lainnya, seperti pisang, palawija , padi huma dan tanaman keras.
Karena itu, pertanian Badui bisa menghasilkan pendapatan ekonomi ada yang tiga bulanan, enam bulanan, dan tahunan.
“Kami panen kencur tahun ini sebanyak 300 kilogram dan dijual ke penampung Rp17 ribu, sehingga bisa menghasilkan ekonomi Rp5,1 juta,” jelasnya.
Menurut dia, petani Badui hingga kini menjadi sentra penghasil kencur yang dikembangkan di lahan – lahan ladang dengan masa panen 10-12 bulan. Tanaman kencur itu juga tahan terhadap serangan hama maupun penyakit tanaman dan belum pernah mengalami gagal panen.
Selama ini, kata dia, tanaman kencur menjadikan andalan ekonomi petani Badui, selain pisang, jahe, jagung dan cabai
“Kami mengembangkan tanaman kencur karena bisa menghasilkan ekonomi disamping tanaman lainnya, karena menguntungkan,” kata Sara.
Nurman, seorang pengepul komoditas hasil bumi di perbatasan perkampungan masyarakat Badui mengatakan dirinya kini menampung kencur dari petani Badui.
“Kami sejak sepekan terakhir ini menampung kencur sekitar tiga ton dengan harga rata-rata Rp17 ribu per kilogram,” katanya.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan, selama ini kehidupan pendapatan ekonomi Badui ditopang dari hasil perkebunan ladang. Mereka mengembangkan tanaman pokok padi huma juga budidaya tanaman kencur, padi huma, jahe, tebu, telur, pisang hingga palawija.
“Kami menjamin kualitas kencur Badui lebih baik tanpa menggunakan pupuk kimia,” kata Deni Iskandar.
Sumber : Antara