Jakarta, Beritasatu.com – Emas perhiasan menjadi komoditas utama yang mendorong inflasi pada Oktober 2024 sebesar 0,08%. Kenaikan harga emas perhiasan di dalam negeri mengikuti tren kenaikan harga emas di pasar internasional.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A Widyasanti mengungkapkan, emas perhiasan termasuk dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang turut menyumbang inflasi Oktober 2024 dengan andil sebesar 0,06%.
“Komoditas emas perhiasan sebagai salah satu komoditas kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, menjadi komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2024 dengan andil inflasi 0,06%,” kata Amalia dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Amalia memaparkan, pergerakan harga emas mencatat pola berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Secara historis, komoditas emas perhiasan mengalami deflasi lima kali pada 2022 serta tiga kali deflasi pada 2023. Namun, sejak September 2023, komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi hingga Oktober 2024.
Kenaikan harga emas di pasar global didorong berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya permintaan sebagai aset aman di tengah gejolak pasar.
Selain emas perhiasan, komoditas lainnya yang menyumbang inflasi pada Oktober 2024 adalah daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,04%, bawang merah sebesar 0,03%, tomat 0,02%, serta nasi dengan lauk dan kopi bubuk masing-masing sebesar 0,02%.
Sementara itu, minyak goreng, sigaret kretek mesin (SKM), dan telur ayam ras masing-masing memiliki andil sebesar 0,01% terhadap inflasi.