Jakarta, CNN Indonesia —
Bos Tesl, Elon Musk membawa mantan petinggi Twitter Peiter ‘Mudge’ Zatko untuk bersaksi dalam kasus pembatalan pembelian Twitter senilai US$44 miliar atau Rp652 triliun. Kehadiran Zatko pun disinyalir menjadi kartu as Elon lantaran posisi Zatko yang sangat penting di Twitter.
Zatko merupakan mantan Kepala divisi keamanan Twitter, sehingga ia berkoordinasi langsung dengan CEO Twitter dalam pekerjaannya.
Dikutip dari Washington Post, Zatko juga merupakan pelopor keamanan yang dikenal di industri ini karena sejarahnya mengungkap kelemahan perangkat lunak.
Baru-baru ini Zatko dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN mengungkap bagaimana sistem keamanan Twitter sangat rapuh karena membiarkan terlalu banyak karyawannya mengakses pusat kontrol serta sebagian besar informasi sensitif tanpa pengawasan yang memadai.
Zatko juga menuduh beberapa eksekutif senior perusahaan telah berusaha untuk menutupi kerentanan serius Twitter. Selain itu, ia juga menuduh satu atau lebih karyawan Twitter saat ini mungkin bekerja untuk dinas intelijen asing.
Zatko juga menuduh Twitter menyesatkan regulator dari Komisi Perdagangan Federal (FTC) dan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) tentang masalah keamanan.
Pemanggilan untuk bersaksi yang dilakukan Musk membuat Zatko menjadi pusat dari pertikaiannya dengan Twitter. Sebagai salah satu pejabat tinggi di Twitter, kesaksian Zatko mungkin dapat menguatkan alasan Musk mundur dari pembelian Twitter.
Tim hukum Musk mengambil tindakan tak lama setelah klaim Zatko tentang kerentanan Twitter mencuat ke publik. Dilansir dari The Verge, Zatko dijadwalkan untuk memberikan kesaksian pada Jumat (9/9) mendatang.
Lebih lanjut, Zatko juga menuduh Twitter dengan sengaja mengecilkan angka aktivitas bot di platformnya.
Hal tersebut merupakan salah satu alasan Musk mundur dari kesepakatannya dengan Twitter.
Di sisi lain, CEO Twitter Parag Agrawal membantah klaim Zatko dan menyebutnya sebagai “narasi palsu” dalam email yang dikirim ke staf dan pernyataan yang dikirim ke media.
Twitter dan Elon Musk akan berhadapan di pengadilan pada 17 Oktober di Delaware soal akuisisi yang juga tak kunjung rampung. Musk bersikukuh membatalkannya karena faktor akun bot, sementara Twitter ingin proses akuisisi segera rampung.
(lom/lth)
[Gambas:Video CNN]