Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Serba-serbi Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi yang Penuh Filosofi

Serba-serbi Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi yang Penuh Filosofi

Liputan6.com, Banyuwangi – Festival Gandrung Sewu merupakan salah satu acara budaya yang rutin digelar setiap satu tahun sekali. Tak hanya sebagai hiburan semata, festival ini juga menyimpan filosofi dan makna mendalam.

Tahun ini, ikon tahunan Banyuwangi tersebut telah sukses digelar pada 24-26 Oktober 2024. Festival ini menyuguhkan tontonan visual megah yang menyimpan filosofi tentang kehidupan masyarakat Banyuwangi, termasuk kaitannya dengan sejarah, nilai-nilai sosial, dan identitas daerah.

Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut beberapa hal yang perlu diketahui dalam gelaran tahunan Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi:

1. Festival yang menjadi simbol kekayaan budaya

Nama gandrung dalam Festival Gandrung Sewu merupakan bentuk tarian tradisional khas Banyuwangi. Tarian gandrung memiliki akar kuat dalam sejarah Banyuwangi yang awalnya merupakan bentuk penghormatan kepada Dewi Sri.

Dewi Sri merupakan dewi kesuburan dalam mitologi Jawa. Tarian tersebut muncul sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.

Seiring berjalannya waktu, tarian ini pun berevolusi. Tak hanya sekadar menjadi tarian pemujaan, tari gabdrung kemudian berkembang menjadi simbol identitas dan semangat kebersamaan masyarakat Banyuwangi.

Sementara itu, nama sewu berarti seribu. Nama tersebut menggambarkan jumlah penari yang terlibat dalam festival ini.

Setiap tahunnya, ribuan penari akan memeriahkan Festival Gandrung Sewu di Pantai Marina Boom Banyuwangi. Mereka mengenakan pakaian tradisional mencolok dengan warna merah dan emas.

2. Arti setiap gerakan tarian gandrung

Tari gandrung menyimpan filosofi tersendiri di setiap gerakannya. Gerakan tangan yang lembut dan dinamis melambangkan rasa syukur dan penghormatan.

Tarian ini juga memiliki gerakan kaki yang khas dan berirama. Gerakan kaki tersebut melambangkan kerja keras dan ketekunan.

Tarian gandrung secara khusus juga menjadi cerminan kebersamaan dan keharmonisan masyarakat Banyuwangi. Hal itu tergambar dari ratusan penari yang mampu bergerak serempak dan harmonis.

Tarian ini juga menggambarkan hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas. Selain sebagai hiburan kepada sesama manusia, tarian ini juga ditujukan kepada alam semesta yang telah memberikan kehidupan dan keberkahan.