Jakarta, CNN Indonesia —
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimulai sejak Jumat (24/11). Baik Hamas maupun Israel telah melepaskan beberapa tawanan mereka selama gencatan senjata.
Meski demikian, kengerian tetap dirasakan para tawanan Palestina di penjara Israel.
Salah satunya, yang dikisahkan Fareed Najm, warga Palestina yang disandera Israel dan kini telah dibebaskan. Perempuan itu menggambarkan kondisi yang dilalui para tahanan di penjara-penjara Israel.
Menurutnya, para tahanan tidak diberi air minum bersih atau makanan yang cukup. Mereka menjalani hidup yang menderita selama berada di penjara.
“Kami sangat menderita di penjara,” kata Najm, yang berasal dari Nablus, kepada Aljazeera, Sabtu (25/11).
“Kami telah dipermalukan dalam perjalanan pulang. Mereka selalu memperlakukan kami dengan cara yang sangat buruk,” tambahnya.
Dia mengaku senang akhirnya bisa bebas dari penjara Israel. Najm bahkan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat di Gaza yang terus melakukan perlawanan.
“Saya ingin berterima kasih kepada masyarakat di Gaza atas perlawanan mereka dan semoga Tuhan memberkati mereka dengan kesabaran,” katanya.
Hamas sendiri telah membebaskan 24 tawanan yang ditahan di Gaza sejak Jumat lalu. Milisi menyerahkan tawanan Israel kepada Komite Palang Merah Internasional di Gaza, yang kemudian akan membawa para tawanan itu ke Mesir melalui penyeberangan Rafah.
Para sandera tersebut juga akan dibawa ke pangkalan militer di gurun Negev di Israel untuk pemeriksaan kesehatan.
Setelah itu, helikopter akan mengangkut mereka ke rumah sakit di sekitar Israel, tempat reunifikasi dengan keluarga.
Di sisi lain, pihak Israel juga telah membebaskan total 39 perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara Israel. Para tawanan ini akan dikembalikan ke keluarga mereka di Tepi Barat.
Selain itu, 200 truk bantuan juga diperkirakan akan memasuki Gaza selama gencatan senjata berlangsung.
(tst/pta)