9,2 Juta Ekor Ternak di Jatim Rentan Terserang PMK
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Jumlah hewan ternak di
Jawa Timur
yang rentan terkena penyakit mulut dan kuku (
PMK
) tercatat mencapai 9,2 juta ekor.
Dari jumlah tersebut, sapi menjadi jenis hewan ternak yang paling banyak terancam. Jumlahnya mencapai 3,4 juta ekor.
Data menunjukkan bahwa untuk jenis kambing, terdapat 5 juta ekor, domba 610.000, kerbau 10.000 dan babi 107.000.
“Hewan ternak rentan terkena PMK paling banyak adalah sapi. Sekitar 3,4 juta ekor,” ungkap Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono saat rapat koordinasi swasembada pangan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (7/1/2025).
Adhy Karyono juga mencatat bahwa kasus PMK mengalami peningkatan menjelang akhir 2024, dengan rata-rata lebih dari 250 kasus per hari.
Dia memperkirakan total kebutuhan vaksin di Jawa Timur pada 2024 mencapai 7,2 juta dosis, yang setara dengan 70-80 persen dari total hewan yang rentan.
Pada akhir 2024, Kementerian Pertanian mengirimkan 12.500 dosis vaksin untuk memenuhi kebutuhan di Jawa Timur, dengan rencana total bantuan vaksin mencapai 1,4 juta dosis.
“Sementara itu, belanja Pemprov Jatim untuk vaksin saat ini mencapai 320 ribu dosis dan dalam proses pembelian,” ujar Adhy Karyono.
Untuk mengatasi kekurangan dosis vaksin PMK, pihaknya berencana menggunakan skema pendanaan dari pos anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT) Pemprov Jatim serta Kabupaten/Kota.
Sebelumnya, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur melaporkan adanya peningkatan kasus PMK yang menyerang ternak sapi dalam dua bulan terakhir.
Dari November hingga Desember 2024, terdapat 6.072 kasus PMK di Jawa Timur, yang menyebabkan 282 ekor ternak sapi mati.
“Kasus PMK dilaporkan terjadi di 30 daerah di Jatim,” kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, saat dikonfirmasi pada Senin (6/1/2025).
Indyah menjelaskan gejala klinis yang dilaporkan pada hewan ternak antara lain kondisi lemah, kepincangan, dan adanya air liur berlebihan yang menggantung dan berbusa.
“Hewan ternak juga tampak lemas dan lebih banyak berbaring, sehingga terjadi penurunan produksi susu pada sapi perah,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.