Pedagang Minta Fluktuasi Harga Emas Tak Terus Digembar-gemborkan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pedagang di Pasar Bukit Duri, Jakarta Selatan, berharap agar fluktuasi
harga emas
tidak digembar-gemborkan di media sosial.
“Kalau bisa jangan diekspos di Youtube atau pasaran harga emas,” tutur salah satu
pedagang emas
berinisial A (60) saat diwawancarai
Kompas.com
di tokonya, Minggu (13/4/2025).
A mengungkapkan, maraknya pemberitaan soal kenaikan harga emas sering kali memicu perselisihan antara pedagang dan pembeli.
Sebab, banyak pembeli ingin menjual emas mereka sesuai dengan harga pasar yang sedang tinggi.
Jika harganya tengah tinggi, mereka ingin harga emasnya juga ikut tinggi ketika dijual.
Namun, sebagai pedagang emas di pasar tradisional, A hanya bisa membeli lagi emas tersebut dengan harga yang mendekati pasaran.
“Dari situ kan banyak pedagang yang berantam sama pembeli karena orang tahunya harga pasaran yang tinggi,” ungkap A.
Sebagai contoh, jika dulu seorang pembeli membeli emas seharga Rp 800.000 per gram dan kini harga emas naik menjadi Rp 1,8 juta per gram, A hanya bisa membeli kembali emas itu dengan harga sekitar Rp1,5 juta per gram.
Meski sudah mendapat untung, para pembeli biasanya tetap tak mau menerima dan mengerti. Mereka tetap memaksa A membeli emas dengan harga Rp 1,8 juta.
A berharap, ke depannya ada penurunan dari harga emas, meski ia tahu itu akan sulit.
“Harapan ke pemerintah sih penginnya diturunin, cuma kan susah mengikuti internasional,” pungkas A.
Catatan Redaksi: berita ini diperbarui pada Selasa (15/4/2025) karena terdapat sejumlah hal yang perlu dikoreksi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
9 Pedagang Minta Fluktuasi Harga Emas Tak Terus Digembar-gemborkan Megapolitan
/data/photo/2013/01/15/1147582-kum--harga-emas-turun-tipis--780x390.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)