8 Usai Hapus Tantiem, Kini Prabowo Bidik Biang Tekor BUMN Pakai KPK-Kejagung Nasional

8
                    
                        Usai Hapus Tantiem, Kini Prabowo Bidik Biang Tekor BUMN Pakai KPK-Kejagung
                        Nasional

Usai Hapus Tantiem, Kini Prabowo Bidik Biang Tekor BUMN Pakai KPK-Kejagung
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk memperbaiki badan usaha milik negara (BUMN) berlanjut.
Usai menghapus bonus atau tantiem, Prabowo akan mengejar bos-bos badan pelat merah yang dianggap memakan kekayaan negara dengan melibatkan aparat penegak hukum.
Aparat penegak hukum yang bakal dilibatkan adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Agung (Kejagung).
Tujuannya satu, untuk mengungkapkan biang keladi di balik tekornya badan usaha pemerintah itu.
Prabowo mengungkapkan, para bos BUMN tersebut telah menjadi biang tekor.
Saat perusahaan merugi, mereka justru mengambil keputusan untuk menambah bonus ataupun tantiem yang dimakan untuk kalangannya sendiri.
Kepala Negara bahkan menyebut tindakan tersebut sebagai tindakan berengsek.
“Perusahaan rugi dia tambah bonus untuk dirinya sendiri, berengsek banget itu,” kata Prabowo dalam pidatonya di acara puncak Musyawarah Nasional (Munas) VI Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (29/9/2025).
 
Terlebih, aset-aset BUMN luar biasa besar. Jika seluruh aset yang dikelola BUMN dikumpulkan, nilainya mencapai 1.000 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau 1 triliun dollar AS, ekuivalen Rp 16.679.009.100.000.000 atau Rp 16.679 triliun (kurs rupiah Rp 16.667).
Seharusnya dengan aset sebesar itu, BUMN tidak merugi.
Oleh karenanya, ia berencana mengirim Kejaksaan dan KPK untuk mengusutnya.
“Saya mau kirim Kejaksaan dan KPK untuk
ngejar-ngejar
itu. Bagaimana saudara, perlu dikejar atau tidak? Nanti dibilang Prabowo kejam,” kata dia.
Ia pun meminta waktu sekitar 2-3 tahun untuk membereskan hal itu.
Rentang waktu ini juga harus dimanfaatkan BUMN untuk berbenah.
“Kita kasih target mereka ini dalam tiga tahun kita tunggu, kita tunggu hasil mereka. Insya Allah akan mencapai yang kita harapkan,” kata Prabowo.
Prabowo berharap, pendapatan negara dari sektor badan usaha pemerintah bakal meningkat, sehingga tidak akan melebarkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Negara, dalam hal ini, akan mendapatkan dividen atas laba yang diperoleh BUMN.
“Kita kasih kesempatan BUMN dalam dua sampai tiga tahun kita bersihkan,” ujar Prabowo.
 
Seturut perhitungannya, negara bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 1.600 triliun setiap tahun dari 10 persen aset BUMN.
Kalaupun keuntungan hanya mencapai 5 persen dari aset maka jumlah yang diperoleh negara seharusnya mencapai Rp 800 triliun.
Menurut Prabowo, 5-10 persen dari aset adalah perhitungan wajar dalam tata niaga.
“Kalau dagang yang biasa harusnya hasilnya itu, yang wajarnya itu 10 persen dari aset. Kalau dari 10 persen (tidak bisa), oke deh 5 persen,” ujar Prabowo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.