Potret Masa Muda Ratu Sirikit dan Kisah Cinta dengan Raja Bhumibol
Tim Redaksi
BANGKOK, KOMPAS.com
– Ibu Suri Thailand, Sirikit, yang juga dikenal sebagai permaisuri mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, wafat pada Jumat (24/10/2025) di Bangkok dalam usia 93 tahun.
Dalam pernyataan resmi, Istana Kerajaan Thailand menyebutkan bahwa Sirikit meninggal akibat komplikasi kesehatan. Sejak mengalami stroke berat pada 2012, ia jarang tampil di hadapan publik, sebagaimana dilaporkan
The New York Times
.
Mendiang Raja Bhumibol, yang memegang gelar sebagai kepala negara terlama di dunia saat itu, wafat pada 2016 dan digantikan oleh putra mereka, Maha Vajiralongkorn.
Sebagai bentuk penghormatan, Raja Vajiralongkorn memerintahkan penyelenggaraan upacara pemakaman kerajaan dengan penghormatan tertinggi sesuai tradisi monarki Thailand.
Jenazah Ratu Sirikit akan disemayamkan di Balairung Dusit Maha Prasat, Kompleks Istana Agung Bangkok, sebagaimana dilaporkan
AFP.
Raja juga menetapkan masa berkabung selama satu tahun bagi keluarga kerajaan dan seluruh pejabat istana.
Ia berasal dari keluarga bangsawan dan dikenal dengan sebutan “Ratu Ibu” di Thailand.
Kisah cintanya dengan Bhumibol Adulyadej dimulai di Eropa. Mereka bertemu saat masih remaja di Perancis, ketika ayah Sirikit menjabat sebagai duta besar.
Kedekatan mereka semakin terjalin setelah Bhumibol mengalami kecelakaan mobil di Lausanne, Swiss, pada 1948.
Sirikit kerap menjenguknya di rumah sakit, hingga mereka bertunangan secara diam-diam pada Juli 1949.
Pasangan ini menikah pada 28 April 1950, sepekan sebelum penobatan Bhumibol sebagai Raja Rama IX.
Usai penobatan, mereka sempat kembali ke Swiss untuk melanjutkan pendidikan sebelum menetap di Thailand.
Setelah penobatan, Sirikit menerima gelar kehormatan Somdet Phra Nang Chao Sirikit Phra Borommarachininat. Dari pernikahan mereka, lahir empat orang anak, yakni satu putra dan tiga putri.
Pada era 1960-an, Raja Bhumibol dan Ratu Sirikit aktif melakukan lawatan kenegaraan ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Keanggunan Ratu Sirikit kerap mencuri perhatian dunia.
Ia dikenal dengan senyum ramah dan selera busana yang elegan, baik saat mengenakan gaun bergaya Barat maupun kain sutra khas Thailand.
Sang Ratu bahkan masuk dalam daftar International Best-Dressed List sebanyak empat kali pada dekade tersebut.
Dia mendirikan Support Foundation untuk memberdayakan perempuan pedesaan agar mampu memproduksi dan memasarkan kerajinan tangan.
Di wilayah selatan Thailand, yang kerap dilanda konflik separatis, Ratu Sirikit mendukung berbagai kelompok Buddhis dan lembaga sosial.
Memasuki dekade 1980-an, kesehatan Ratu Sirikit dilaporkan menurun. Ia mengalami depresi dan gangguan saraf.
Putrinya, Putri Chulabhorn, pernah mengungkapkan pada 1986 bahwa sang ibu menderita insomnia dan kelelahan berat.
Dalam wawancara langka bersama
BBC
pada 1980, Ratu Sirikit berbicara soal peran keluarga kerajaan di Thailand.
“Raja dan ratu Thailand selalu dekat dengan rakyat. Mereka menganggap raja sebagai ayah bangsa, sebab itu kami tidak memiliki banyak kehidupan pribadi. Kami dianggap sebagai ayah dan ibu bangsa,” ujar Sirikit.
Ia menyebutkan bahwa kasih sayang terhadap rakyat menjadi sumber semangat dalam menjalankan tugas kenegaraan.
Pada 2008, ia sempat menghadiri pemakaman salah satu demonstran pro-monarki yang tewas dalam bentrokan dengan polisi. Kehadirannya saat itu dianggap sebagai sinyal politik yang kuat.
Putri sulungnya, Ubol Ratana, pernah menikah dengan warga Amerika, Peter Ladd Jensen, sebelum kembali ke Thailand untuk menjalankan peran kerajaan.
Putri kedua, Maha Chakri Sirindhorn, dikenal luas atas dedikasinya dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Putri bungsu, Chulabhorn, merupakan doktor kimia organik dan menikah dengan warga biasa.
Tanggal kelahiran Ratu Sirikit, 12 Agustus, ditetapkan sebagai Hari Ibu Nasional di Thailand sebagai bentuk penghormatan atas peran dan pengabdiannya sepanjang hidup.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
8 Potret Masa Muda Ratu Sirikit dan Kisah Cinta dengan Raja Bhumibol Internasional
/data/photo/2025/10/25/68fc878e7bf9c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)