Jakarta, Beritasatu.com – Bahaya anak tidak tidur siang menjadi topik yang sering diperbincangkan. Karenanya, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 39 Surabaya mulai menerapkan peraturan tidur siang untuk siswa.
Kebijakan ini dianggap sebagai langkah penting untuk mendukung perkembangan fisiologis dan psikologis anak. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti turut memberikan apresiasi atas inisiatif tersebut.
Dilansir dari Antara, Kamis (23/1/2025), dia menyebut tidur siang memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan fokus, konsentrasi, energi, dan memperbaiki suasana hati.
Namun, apa sebenarnya bahaya anak tidak tidur siang, terutama jika kebiasaan kurang tidur ini berlangsung dalam jangka panjang? Berikut ini penjelasannya.
1. Gangguan kognitif
Kurangnya tidur, termasuk tidur siang, dapat memengaruhi fungsi kognitif anak. Anak yang tidak mendapatkan istirahat cukup sering kesulitan berkonsentrasi, mengingat informasi jangka pendek, dan memecahkan masalah. Dampak ini bisa berpengaruh langsung terhadap prestasi di sekolah, karena konsentrasi dan kemampuan untuk menyerap pelajaran sangat penting dalam proses belajar.
2. Gangguan emosional
Tidur memainkan peran penting dalam manajemen emosi. Anak-anak yang kurang tidur berisiko lebih tinggi mengalami gangguan emosional, seperti kecemasan dan depresi. Tanpa waktu istirahat yang cukup, mereka mungkin merasa lebih sulit untuk menghadapi stres, tantangan, atau bahkan konflik sehari-hari. Hal ini dapat memengaruhi hubungan mereka dengan orang tua, teman, maupun guru.
3. Masalah kesehatan fisik
Kurang tidur kronis dapat berdampak serius pada kesehatan fisik anak. Beberapa penelitian menunjukkan anak-anak yang kurang tidur lebih rentan terhadap obesitas dan diabetes. Tidur yang cukup penting untuk menjaga proses metabolisme tubuh, dan kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat anak lebih mudah terserang penyakit.
4. Pertumbuhan yang terhambat
Tidur nyenyak, khususnya pada fase deep sleep, adalah saat tubuh melepaskan hormon pertumbuhan. Jika anak tidak tidur cukup, perkembangan fisik mereka bisa terhambat, termasuk tinggi badan dan pertumbuhan secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan tidur bukan hanya soal istirahat, tetapi juga mendukung pertumbuhan optimal.
5. Sulit berbaur dan bersosialisasi
Kekurangan tidur juga dapat memengaruhi keterampilan sosial anak. Anak yang lelah cenderung kurang percaya diri, sulit berkomunikasi dengan teman sebaya, atau bahkan menarik diri dari lingkungan sosial. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan kesulitan dalam menjalin persahabatan.
6. Meningkatkan risiko cedera
Anak-anak yang kelelahan lebih rentan mengalami kecelakaan, baik saat bermain maupun berolahraga. Kurang tidur dapat menurunkan kewaspadaan dan koordinasi motorik, yang dapat berujung pada cedera fisik, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
7. Masalah perilaku
Kurang tidur juga dapat menyebabkan masalah perilaku pada anak. Mereka mungkin menjadi lebih mudah marah, impulsif, atau agresif. Perubahan suasana hati ini tidak hanya memengaruhi hubungan mereka dengan teman sebaya, tetapi juga dapat mengganggu lingkungan belajar di sekolah maupun di rumah.
8. Gangguan kesehatan mental
Anak-anak yang mengalami masalah tidur kronis lebih berisiko mengembangkan gangguan kesehatan mental, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan lainnya. Oleh karena itu, memastikan anak mendapatkan tidur yang cukup, termasuk tidur siang, sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental mereka.
Tidur siang bukan sekadar kebutuhan fisik, tetapi juga menjadi elemen penting dalam mendukung kesehatan dan perkembangan anak. Dengan memahami bahaya anak tidak tidur siang, para orang tua dan pendidik diharapkan dapat mendorong kebiasaan tidur yang baik sejak dini. Langkah ini menjadi investasi penting untuk memastikan anak tumbuh dengan sehat, cerdas, dan bahagia.
