Uang Kompensasi dari Dedi Mulyadi Disunat Oknum, Sopir Angkot Cuma Terima Rp 400.000
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com –
Dugaan pemotongan
uang kompensasi
bagi sopir angkutan kota (angkot) terjadi di Kabupaten
Bogor
, Jawa Barat.
Seorang
sopir angkot
jurusan Cisarua, Ade (58), mengungkapkan bahwa ia seharusnya menerima uang kompensasi sebesar Rp 1 juta, namun mengalami pemotongan hingga Rp 200.000 per orang oleh oknum dari Dinas Perhubungan (Dishub) dan Organda.
“Uangnya dicokot per-satu orang Rp 200 ribu, jadi bantuan (dari
Dedi Mulyadi
) itu kita nggak nerima utuh,” kata Ade saat ditemui di dalam angkotnya, Jumat (4/4/2025).
Ade menjelaskan bahwa petugas sempat menyampaikan bahwa pemotongan tersebut diperuntukkan bagi para pengurus sebagai uang iuran sukarela.
Menurutnya, pemotongan ini tidak hanya dialami olehnya, tetapi hampir semua sopir angkot juga merasakannya.
Bantuan uang tunai yang diterima bervariasi, dengan jumlah antara Rp 800.000 hingga Rp 400.000.
“Kalau saya cuman nerima Rp 400.000 karena Rp 800.000 itu kan harus dibagi lagi ama yang punya mobil (angkot). Jadi yang saya terima di tangan Rp 400.000 aja,” ungkapnya.
Ade menambahkan bahwa semua sopir angkot mengalami pemotongan yang sama, sehingga banyak dari mereka yang mengeluh.
“Makanya, temen-temen sopir pada komplain. Kok kayak gini, jadi tersiksa. Waktunya rame kok malah dicegat (diliburkan), padahal duitnya aja dipotong,” imbuhnya.
Awalnya, Ade mendukung kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang meliburkan angkot untuk mencegah kemacetan.
Namun, kini ia merasa kebijakan tersebut justru merugikan sopir angkot, meskipun ada uang kompensasi.
“Momen libur Lebaran adalah ladang rezeki bagi para sopir angkot. Uang yang dihasilkan selama libur Lebaran bisa menghidupi keluarga,” jelasnya.
“Kita mau diliburkan, tapi uang (kompensasi) harusnya tetep utuh, jangan dipotong-potong. Udah mah dicegat enggak boleh narik, duit bantuannya dipotong pula, kita nggak ikhlaslah. Berapa unit totalnya, bisa sampai puluhan juta itu kalau dikumpulin,” tambah Ade.
Sebagai bentuk protes, Ade mengaku akan tetap beroperasi sesuai rute bersama rekan-rekannya. “Kita tetep narik lah, bodo amat mau melanggar. Duit bantuannya aja dipotong per-orang,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Dedi Mulyadi meliburkan operasional angkot di jalur wisata Puncak Bogor selama libur Hari Raya Idul Fitri 1446 H, yang berlangsung satu pekan penuh.
Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di sepanjang jalur Puncak Bogor.
“Dengan kebijakan ini, diharapkan jalur Puncak lebih lancar dan nyaman bagi pemudik, dari mulai jalan Raya Ciawi hingga ke Puncak,” kata Dedi saat berkunjung ke Polres Bogor, Kamis (27/3/2025).
Sebagai dukungan, sopir angkot yang diliburkan dijanjikan mendapatkan uang kompensasi sebesar Rp 1,5 juta dan sembako.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
7 Uang Kompensasi dari Dedi Mulyadi Disunat Oknum, Sopir Angkot Cuma Terima Rp 400.000 Bandung
/data/photo/2025/03/27/67e4f193f37b3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)