Fragmentasi media tradisional dan penetrasi digital yang meningkat akan mendorong adopsi Connected TV (CTV). Smart TV kini menjadi perangkat umum di rumah-rumah perkotaan, menjadikan CTV dan streaming TV sebagai saluran pemasaran yang signifikan.
Menurut laporan Kantar, meskipun TV siaran tetap dominan, 55 persen pemasar global berencana meningkatkan investasi di CTV.
“Dengan minat yang meningkat pada olahraga dan konten video, CTV akan menjadi media pilihan bagi banyak merek, terutama yang memiliki anggaran iklan terbatas,” kata Abhishek.
2. Ekonomi kreator yang berkembang tidak merata
Ekosistem kreator akan mencerminkan struktur digital yang lebih luas. Beberapa kreator papan atas akan menguasai perhatian dan kemitraan merek, menciptakan kesenjangan signifikan dengan kreator kecil. Sementara itu, mikro-kreator masih akan berperan dalam kampanye niche yang ditargetkan secara spesifik.
3. Kenaikan pasar usia 50+
Pasar konsumen berusia di atas 50 tahun akan terus tumbuh, menjadikan segmen ini peluang besar untuk produk di sektor kesehatan, kecantikan, dan gaya hidup. Dengan daya beli yang tinggi, segmen ini diprediksi menjadi pendorong utama pertumbuhan, serta membuka peluang bagi merek baru yang fokus pada kelompok ini.
4. Agama dan spiritualitas sebagai tema utama
Perhelatan Kumbh Mela yang dimulai pada awal 2025 akan memberikan sorotan lebih pada agama dan spiritualitas dalam pemasaran. Strategi yang menggali nilai emosional dan budaya ini akan sangat resonan dengan audiens India.
5. Generative AI berkembang
Generative AI akan menyentuh hampir semua aspek pemasaran, mulai dari analisis data hingga pembuatan konten. Teknologi ini memungkinkan merek menciptakan konten berkualitas tinggi dengan cepat dan efisien, bahkan dengan anggaran terbatas.
6. Hiper-personalisasi dalam skala besar dan cepat
Personalisasi akan tetap menjadi prioritas di tahun 2025. AI yang menganalisis perilaku konsumen dalam jumlah besar akan memungkinkan pengalaman yang lebih relevan dan efisien. Contohnya adalah kampanye seperti Spotify Wrapped yang berhasil menciptakan antusiasme dan keterlibatan konsumen.
7. PR sebagai alat utama mendorong agenda organisasi
PR akan tetap menjadi alat kuat untuk merek, hal ini berkembang ke dua arah:
PR deceptive untuk viralitas: Mengaburkan batas antara publisitas positif dan negatif dengan kontroversi terencana, seperti kampanye peluncuran ponsel menggunakan insiden Ranbir Kapoor yang “sengaja” melempar ponsel.
PR otentik untuk koneksi: Menciptakan cerita emosional yang autentik, seperti aksi CEO Zomato yang ikut mengantar makanan, untuk memperkuat citra empati merek.
“Seiring berjalannya tahun 2025, para pemasar yang sukses adalah mereka yang tidak hanya beradaptasi dengan tren ini, tetapi juga mampu memprediksi gelombang perubahan berikutnya. Dalam lanskap yang dinamis, tetap relevan berarti tetap berada di depan,” ujarnya.