Rumah yang Atapnya Dijadikan Pondasi Tower BTS di Bekasi Temboknya Retak
Tim Redaksi
BEKASI, KOMPAS.com
– Tembok rumah yang atapnya dijadikan pondasi tower Base Transceiver Station (BTS) di Perumahan Telaga Emas, Blok K 1, RT 06/RW 13, Kelurahan Harapn Baru, Bekasi Utara, Kota Bekasi, mulai retak.
Tower setinggi 31 meter itu berdiri di atas rumah berlantai dua milik pasangan suami-istri, Waluyo dan Sri Wulandari.
Pengamatan
Kompas.com
di lokasi pada Minggu (2/2/2025), tembok di lantai dua bagian depan terlihat retak.
Terdapat dua titik keretakan, yakni di atas pintu dan di atas jendela. Kondisi ini membuat warga setempat kian resah. Warga khawatir tower tersebut mengancam keselamatan mereka karena riskan ambruk.
“Ya jelas takut, khawatir, apalagi ini menyangkut nyawa orang banyak, kalau ambruk gimana,” kata Ketua RT 06/RW 13 Harapan Baru, Rosadi saat ditemui di lokasi, Minggu (2/2/2025).
Sementara, Anggota Komisi III DPRD Kota Bekasi, Muhammad Kamil Syaiku, mendesak Pemerintah Kota Bekasi untuk segera menangani polemik terkait keberadaan tower tersebut.
“Ini harus jadi perhatian pemerintah untuk bagaimana solusinya. Ini kan permukiman padat, dan banyak dampak negatif jika terjadi sesuatu,” ujar Kamil.
Kamil menekankan pentingnya respons cepat dari Pemkot Bekasi untuk meredakan keresahan warga.
Ia berharap pemerintah dapat segera mencari solusi agar warga tidak merasa was-was akan keselamatan mereka.
“Saya berharap juga Pemerintah Kota Bekasi cepat responsif untuk menangani masalah ini. Bagaimana solusinya dan mudah-mudahan cepat dicari solusinya,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Perumahan Telaga Emas, Blok K 1, RT 06/RW 13, Kelurahan Harapn Baru, Bekasi Utara, Kota Bekasi, resah dengan keberadaan tower provider yang berdiri di atas rumah.
Keresahan warga berangkat dari struktur tower yang riskan ambruk karena berdiri di atas rumah salah satu warga.
“Takut (ambruk), kalau ada petir, angin pas hujan, apalagi sekarang musimnya hujan,” ujar seorang warga, Rosmala (42) saat ditemui di lokasi, Jumat (31/1/2025).
Adapun tower tersebut berdiri di atas rumah milik pasangan suami-istri, Waluyo dan Sri Wulandari.
Tower tersebut berdiri di tengah permukiman warga padat penduduk sejak dua tahun lalu. Sepintas, struktur tower serupa dengan menara provider yang corannya runtuh di atas sebuah musala di Desa Karang Satria, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, beberapa waktu lalu.
Insiden yang menewaskan satu pekerja itu membuat warga Perumahan Telaga Emas semakin khawatir. Mereka takut peristiwa tersebut juga terjadi di wilayahnya karena pendirian tower yang tak sesuai.
“Sedih, kami juga ke sana (ke Tambun Utara). Kalau misalnya di posisi kami gimana. Karena kami ke sana juga, dan ternyata dari awalnya sama persis yang di kami,” imbuh dia.
Selain itu, warga merasa ditipu oleh Sri Wulandari. Pasalnya, sebelum pembangunan berjalan pada Juli 2023, Sri Wulandari sempat meminta persetujuan kepada warga untuk mendirikan tower penguat sinyal sejenis tower monopole.
Akan tetapi, ketika pembangunan berjalan, warga mulai menaruh kecurigaan. Sebab, struktur tower yang dibangun sama sekali tak menyerupai tower penguat sinyal.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
7 Rumah yang Atapnya Dijadikan Pondasi Tower BTS di Bekasi Temboknya Retak Megapolitan
/data/photo/2025/02/02/679f1d1ae8f0a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)