7 Ketika Proyek Pagar Sekolah di Bekasi Terhenti Setelah Kemunculan "Pemilik Wilayah"… Megapolitan

7
                    
                        Ketika Proyek Pagar Sekolah di Bekasi Terhenti Setelah Kemunculan "Pemilik Wilayah"…
                        Megapolitan

Ketika Proyek Pagar Sekolah di Bekasi Terhenti Setelah Kemunculan “Pemilik Wilayah”…
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
— Suasana pembangunan di SDN 01 Setialaksana, Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berubah tegang pada Kamis (17/4/2025) siang.
Proyek pembangunan pagar sekolah tiba-tiba terhenti setelah muncul sekelompok pria, salah satu di antara mereka mengaku sebagai “pemilik wilayah”.
Dalam video yang diunggah akun Instagram jurnalperistiwa_official, seorang pria berkaos hitam terlibat adu argumen dengan kontraktor proyek.
Ia mempertanyakan mengapa warga setempat tidak dilibatkan dalam pembangunan pagar tersebut. Pria itu juga mengaku sebagai anggota Karang Taruna.
“Kerjaan lu kayak gitu, proyek APBN maupun APBD, minimal ada pemberdayaan,” katanya dengan nada tinggi, dikutip dari video tersebut.
Kontraktor yang mengenakan kemeja mencoba menjelaskan bahwa pihaknya telah melibatkan warga setempat sejak awal. Namun jawaban itu tidak memuaskan pria berkaos hitam.
“Apa yang lu berdayakan di sini, keamanan aja kagak, di sini naruh material,” sambungnya.
Ketegangan meningkat ketika ia memaksa pengerjaan proyek dihentikan.
“Kalau memang pekerjaan ini dihentikan, disetop, mangga disetop. Dasarnya apa? Kejelasannya apa?” ujar sang kontraktor, menanggapi desakan penghentian proyek.
Pria tersebut kemudian menyebut alasan menghentikan proyek karena papan kegiatan tidak dipasang sejak awal.
“Itulah alasan gua yang pertama papan kegiatan lu kagak dipasang dari awal,” tegasnya.
Dalam potongan video lain, pria itu mengeluarkan pernyataan yang cukup mencolok.
“Saya yang punya wilayah,” ucapnya.
Kepala Polsek Cabangbungin AKP Basuni membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut, kedua pihak yang bersitegang adalah W (pria berkaos hitam) dan R (kontraktor proyek).
Menurut Basuni, proyek pembangunan pagar sepanjang 70 meter itu telah mengantongi izin dari kantor desa.
“Iya sudah izin ke desa, intinya bukan bangun sekolah, bangun pagar,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com.
Untuk meredakan situasi, Basuni mengatakan bahwa kedua pihak akan dipertemukan.
“Iya akan mediasi hari ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, insiden serupa juga terjadi di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, di mana seorang pria yang mengaku sebagai putra daerah memaksa penghentian proyek perbaikan bangunan.
Setelah video kejadian tersebut viral, polisi menangkap pria yang terlibat.
Kejadian ini menyoroti ketegangan antara pelaksanaan proyek publik dan klaim kewenangan warga atas wilayah.
(Reporter: Achmad Nasrudin Yahya | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.